Kamis, 12 Juli 2012

kamis 12 juli 2012

sesungguhnya lg bete ini, mendengar semua obrolan itu,,, tp inilah hidup menyedihkan oleh cinta,, terlalulu bodoh utuk mencintaai dan terlalu sakit hati ini,,,,,.....permintaan ku cuma satu, jaga lah perasaan ku..............................................................................................................................mauk.................

Senin, 16 April 2012

waiting

tawa yn tertahankan dr semua sisi kehidupan manusia ...sebuah tulisan aneh yang terbit tak mewakili semua yg terjadi... terimakasih teman semua yg menyampaikna kejujuran yg hkiki dr semua masalah yg adaa....sebuah kjujuran yg mahal harus dibayar dari mana saja....aghhhhhhh...ternyata semuanya berakhir semerawut,....konsesren dan kometmen yang terkikis....tetepkah kan propersional kta di tengah pertarungan antara ada dan tiada......dan muungkin bila nati rasa yg ku tinggal mati tak pernah datang kembali... kembali ku menulis hal hal aneh setelah sekian lama pakum dalam dunia yg ...tahi kucing semunyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......thank

Minggu, 01 April 2012

hitam putih abu-abu

coretean-coretan hitam, putih dan abu-abu samudra
Gemuruh suara angin dan gemercik suara air tak bisa menghilangkan suara itu.
Ketika terdengar sebuah kata-kata dari sebuah lagu, maka langit pun berubah mendung
Hanya sebuah judul……….! Bayangkan, jika kau seorang pemimpi.
Belum tentu semua yang kau tebak itu benar dan belum tentu juga semuanya salah.
Ini apakah sebuah awal atau langsung keakhir cerita.
Kalaau sebuah cerita ada awal dan akhir tp ini bida Boy
Yang semula hitam dan putih kini menjadi abu-abu
Mungkin nantinya Cuma ada satu warna yang bertahan antara coklat dan ungu
Aghhhhhhhhhhhh. ……….jeritann anjing-anjing itu  membuat ku tambah pusing………………
Tentu kamu binggung membaca ini.
Tapi ini adalh sebuat coretan tak berarti bagi orang yang tak tau makna kehidupan hakiki.
Memang hal ini tak nyambung   tp bagi ku halnya saling ntyambung aja selama masih ada cinta.
Satu kata, satu makna, satu alasan, satu-satunya transisi kehidupan yang baru dimulai……………………
Tak disangka tulisan ini bersambung. Padahal ini hanya sebuah coretan yang tak nyambung bila tak memahaminya.
Coretan ini samikin lama semakin tak jelas artinya. Aq yang mengarangnya saja tidak memahami arti dari tulisan  ini.
Mungkin suatu saat adaa yang memahaminya dari sekian banyak manusia.
Yang terpenting mungkinkah  seorang peye akan berubah dengan datangnya sebuat Dewi keberuntungan yang menyapanya dari hal ini.
Semuanya tak pernah terbayang dari benak seorang pengecut kelas kakap  yang bisanya lari dan bersembunyi dikegelaapn. Takut bikin salh walau pun berkorban, selalu mengalah walaupun menyakitkan.
Kini Cuma terbyang sebuah kopi panas dengan gula yang manis bisa menemani jalan ini.
Malam yang berselimutkan pannas semakin lama semakin panas.. kini Cuma berwarna  dan hanya ada satu warna yang tak begitu terang dan tak begitu gelam..sunyi senyak kelam dalam senyap malam yang panas ini.
Sekarang entah kenapa dan mengapa hanya ada pertanyanya dan terus bertanya mengenai sebuah pertnayaan yang semkain membingungkan…
Memang dari atas hingga bawah tulisan ini tak ada yng nyambung tp ini lah sebuah tulisan yangingin ku tulis walaupun q tak memahaminya…]
Terkadang q ingin berteriak tp teriakan itu tak bisa terderngar oleh q dan orang lain….
Saat ku tulis ini tulisan, sebuah bayangan hitam datang datng melalui dunia maya, dia berkata jangan ada yang tau{“ q jd bingung dan semakin bingumng……….
Semua sudah terlelap dalam tidurnya tapi q masaih mencuba membung apa yang q miliki dank u inin tuangkan dalam  copritan abu abu ini.
Mugkin ada yng bertanya mengapa  judul coretan ini CORETAN HITAM PUTIH DAN ABU-ABU So hal itu karena yang hitam itu jelas dan putih itu jelas tapi yang antara hitam dam putih itu ada abu-abu yang tidak jelas ikut warna apa………………..memng suatu saat dia harus ikut salah satu tp  hal itu tidak membuatnya berubah menjadi cokl;at atau ungu.
Dengan di iringi sebuah nyayian dari Mp3 yang semaki aneh terdengar. Entah itu lagu apa tp td kurasa adlah lagu Iwan pals tentang kehidupan.
Jam didinding semakin tak terhenti jalannya, malam semakin larut. Didetik-detik ini q teringat sebuah kejadian dikampz td, ..
Update status itulah yang bisa q lakukan ditengan kesunyian ini, dengan ditemani sebuah kompoter yang masih menyala dalam dengingan nyamuk-nyamuk malam.
Dream boy  katanya disebuah lagu…… muyngkin benar kg salah………dream, hanya sebuah mimpi….tp seberapa lama akan bermimpi ditengah orang yang sudah terbangun darim mimpi2 yang tak berarti…
Salahkah tau tidak benar haya 2 itu jawaban yang ada  jd yang mana yang benar……………….tak taukah seseorang mengenai jawaban yang tak ada ini
2010 banya hal tak terduga dari dan bagi semua yang mengetahuinya………..
Hari yang tadinya panas kini menjadi agak dingin…………
Yang tau berdiam yang tidak tau berdiam, bagaimana bisa mencari kebenaran………….
Ngefek…………..pikiran ku mulai kd bisa menghasilkan sebuah kata-kata yang mau dikeluarkan jd ku coba tulis sesuai apa yang ada seeeeeeekarang….cory ya
Tak disangka q berhasil menghasilkan 2 kertas coreta-coretan ini, mungkin ini yang namanya seni emajiner dari seorang riza…………….
O ia lupa, itu salh satu yang membuant masalah ini jd pertanyaan besar.
Q tak mau  karene kasihan tau kg enak, semuanya harus dibawea enak saja…….
Tp apakah benar bigitu, tulisan ini akan menjadi saksi hal itu nanti nya saat semuanya tidak menjadi abu2 lg………..
Ok  coy. Rasa haus ditenggorokan semakin menjadi2 tp  q coba untuk tetap menuliskan sebuah teka teki tulisan yang hanya bisa  di baca tiga orang saja….
Bahkan sebuahjudul lagu dapat membuat hati ini bergetar antar marah takut kesel, tapi ku coba tetap tersenyum…………
O ya baru ingat t6d ada sebuah puisi yang dikir kan teman ku, tp aneh isinya……………………bagaikan dikarang dineraka………..
Yah. Kenapa lg dengan permata ini seakan-akan  mau kembali kesejarah tp bagaimana pun tetesan itu suda terletak di kain itu..biar pun kering tp tetap basah…………]

Jam kini sudah lewat ambang batasnya., pikiran yang td nya kacau semakin berkurang…………… tau kenapa mungkin karena coretan ini.
Pendek semakin pendik membuat berbagai macam pertnyaan…………….
Bukannya ku tak berani berargumen tp pengalam itu membuat argument ku tak bisa rasional lg jd ……….
Salah dan maaf itu merupakn bagian dari kehidup tp  itu tak sepenhnya benar………..
Pengecut lo ………………..
Misterius biar penasaran………………
Ngalang-ngalan kg bisa ………………tidur jua pdahal penginn tidur………tp…..tanyakan Aq kalo mau tau….]
Jendila layar yang semakin tak terlihat lagi oleh byangan2 seeeeeeemu layar kompoter ini…….
Satu dua dan tigaku tunggu loding Fb kutp tak bisa menghilang kan rasa ini………
Tak ada lg yng tau dan terdiam dalm bayangn semu mala mini……..

Edeluest kehidupan yang selalu mekar dalam setiap musim nya membuat q iri dengan dirinya tp dia hanya sebuah bunga y6ang tak indah…
Slade semuanya bagaikan slade
Semuga kartu ini cepat ditangan q agar q bisa lihat apakah ada perubahan dr semua ini
Kini bulan 8 dan tinggal 4 bulan lg akan berubah menjadi 2011 dr semua mimpi2 yamng ada………..
Tp q tak yakin ne akan lebih baik dan berarti…..
Sudah tak  ada lg yg menulism status di dumay……pd saat malam tiba ne……
Seakan-akan berpuikir dari dan bagi ………
Low batray ini tak lama lg kan mati dari  mungkin kan berakhir disini entah aka nada sambungan lg atau tidak …………
Ternya coretan ini bersambung lagi
Tak ada yang menyangkanya bahkan aku sendiri tak tau apa yang harus di tulis disini
Nanun dengan nyanyian lagu ku coba tulis lagi kelanjutan coretan2 ini.
Malam ini langit berwarna merah dengan sedikit bintang yang bercengkarama dengan alam.
Tau kenapa semua coritan ini menjadi berwarna merah seperti warna langit diluar sana..
Q lupa TERAKHIR kemarin warnanya apa yang ku ingat hanya warna pelangi yang tak sampai kesini
Lupa atau sengaja  itidak ingat ha ha ha hanya ketawqa dalam lapisan embon malam yang yng menyapa pagi hari
Tak ada bayangan yg jelas siapa yang akan kembali dari kematian, tetapi coma ada tiga jiwa yang akan bangkit …
Semakin hari semakin mendakati kebangkita itu tp ku masih binggung apakan kebangkitan itu akan membawa kebaikan atau kejahan…
Tapi mungkinkah jiwa yang jahat yang akan menghhancurkan perjalan kehidupan ku ini…
Hati ini semakin tak tenang memikirkan itu,,,,,,,,,
Ya allah semuga jiwa pembriontak ini tidak merugikan orang lain tp jika pun harus itu terjadi makla hancurlah semuanya…….
Sunshane
Ha ha wkwkwkwk
Kira kamu ku tertawa memang ku tertawa tp ketawa belum tentu senang dan senang belum tentu tidak sedihhhhhhhh
Ketika buku sebgai jendela dan layar ini sebgai pintu
Sudah dua malam  k uterus mencoba tapi itu tak ada apa apanya
Tertawa dan terus tertawa dengan tak tau  orang lain
Apakan banar di balik topeng semua ini
Ku hanya ingin tau yang yang yang benar walau pun itu pahit
Ayolah, kini  ku tak bisa lg membidakan antara kebenaran dan yang hanya bayangan
Kini ku takut tuk membuat sebuah kesimpulan apakah ini akan berlanjut sampai hari itu tiba saat jiwa jiwa yang terkurung lepas dari kurungan terakhirnya…….
Memang segel itu akan terlepas tp ku berharap terlepasnya menjadi sebuah keindahan…
Seakan akan kini tak ada lg keindahan di dunia ini yang berharga
Ngantu kepala sakit saat ku ukirkan tulisan init p ku tak bisa tidur tenang saat ini..
Hanya kebenran yang bisa membawa ku kealam mimpi
Mimpi, semua mimpi yang didapat tidak dari tidur,
Mimpi itu ku dapat saat ku terbangun dari tidur bahkan saat aku tak tidur..
Coretan ini ku buat sebagai pesan terakhir sebelum kebangkitan itu tiba……..
Kebangkitan itu tak mengerikan tapi menghawatirkan]
Akan banyak yang terluka hatinya akibat kebangkitan itu…………..
Tp ada sebagian yang tertawa dalam kesedihan
Yang selama ini ada dibalik topeng yang ku pakai………
Seakan2 ada yang hilang dari hidup ku selama ini
Hal terpenting sebgai prisep hidup…..jalan dan arah yang benar]
Apakah aku harus kembali kejalur lintasan atau teruskan keluar lintasan sampai ketemu lintasan yang baru.
Tawa dan terus tertawa tapi mnengapa ku tak bisa tertawa bisa sih bisa tp itu bukan tawa yang ku mau….
Nyayian kehidupan seirama dengan keadaan dunia saat ini yang katanya tak adil tp benarkah dunia ini tak adil
Tawa bersama adakah hal itu lagi saat ini
Apakah mengerti atau pura2 tidak paham, bingung bingung
Bola teringat sebuah bola yang ku limpar dann kembali kehadapan ku
Pupil mata kanan yang terus bergerak waktu itu menandakan apa ya sampai saat ini tak ada tanda2 sebuah kebaikan yang datang seperti hari itu
Mauk mauk mauk ku mauk saat ini tanpa ada sebuah penghargaan yang yang didapatkan
Anjing, setan, seet begh, keluarkan semua unek unek mu yang ada di dalam hati ini
Jika hati dan pikiran ini bisa berhenti berkerja maka akan ku hentikan sementara waktu sampai tiba saat itu
                                             TTD
                           
                                                                                                                                                                               RIZA_DJAIL
                                           17 AGUSTUS 2010

                                                    TTD
                   
                                                 RIZA_DJAIL
                                           19 AGUSTUS 2010


                                                    TTD
                   
                                                 RIZA_DJAIL
                                           20 AGUSTUS 2010





Ini kelanjutan dari semua hal diatas, setelah beberapa hari, entah q tak ingat kapan terakhir ada ingatan itu. Tapi kin tulisan ini berlajut kembali, bercerita tentang kelanjutannya. Entah q menyerah tau kalah, dua hal yang tak jauh beda. Tapi hanya satu orang yang menang dan hasil akhir yang tak memuaskan dan tak mengecewakan.
Apakah dia lupa dengan prinsip2nya atau malah apa yang ada dalam pikirannya. Tanda Tanya besar yang dulunya kini tetap besar tetapi dengan tanda Tanya yang lain lagi. Apakah benar-benar atau hanya sebuanh permainanan yang dimaikan. Tapi orang itu membuat keputusan berlawanan dengan yang dikatakannya waktu itu. Ketika dua orang China di sebelah kami. Dia memilih pilihan yang menurutnya salah, tapi dipilihnya ….seiring berjalannya waktu yang tak terulang lagi, warna itu bisa mengubah idealism seseoran. Orang itu berpolitik dengan orang yang mengajarinya politik. Menjadi egois semakin hari semakin menjadi-jadi. Tak tau orang yang membentuk pola pemikirannya.
Dalam sebuah pertanyaan…?
Apakah seorang yang diam itu setuju menurut merika…?
Apakah senyum dan tawa itu gembira….?
Jawabnya tidak..,terus apa yang dipirkan merika, menganggap biasa-biasa saja sebuah kejadian dibalik layar Yang berwarna kuning keemasan ini. Kini baying-bayang itu mulai hilang tersapu angin baru yang berhembus dari Utara ku. Tetapi jejak langkah takkan pernah terhapus seutuhnya, kecuali ada yang sengaja menghapusnya. Menghapus dengan telapak tangan dan tak takut kotor…
Dalam tembusan dibelakan, balik lensan dan kepala, terlihat sifat manusia yang tidak pernah puas, ada sedikit, tapi terbatasi oleh se penghianat kata-kata, yang tertawa entah senang atau sedih dalam  jiwa.
Pertanyaan yang lagi membayang-bayangi, apakah itu benar-benar atau Cuma bagian dari sebuah misi, secara pandangan orang awam seperti saya, kaya nya tidak tau juga tapi, masa segitonya,………
Kalau ditelusuri dari awal cerita ada miss story,……
Tapi kayanya tidak penting ada atau tidaknya bagian cerita yang hilang trsebut, toh tetep aja jar orang…..
Warna abu-abu yang dulu kini hitan kembali dengan angin dari samudra….

By Riza_djail/10/11/2010


Lama tak terbuka coretan ku ini.. entah mau menyambung apa lg,.. sekarang walaupun lupa terkadang ingat…..lagu itu
                                    By riza_djail 18 d3s 2010
Huuh, melelehkan, banyak hal yang terjadi seharian kemarin,,,,,,















By riZa_djail
6 febuari 11

Salah satu ceririta ditemukan di pergulatan waktu,,,,abu abu yang mulai berwarna kehitamam-hitaman….
Kebinggungan  dan kebimbangan yang mulaI luntur…………mengambang di anggan-angan kepala…….
75% hamper selesai cerita…. Semuanya mengarah kepada warna hitam cerita.. bukannya kearah kesucian….
Hitam sebagai lambang ilmu pengetahuan….mungkin memeng itulah takdir dari sang ilahi………
Dosa-dosa bergulat dengan dosa…. Menghapus semua kebaikan yang ada………
Kini hilang qalur cerita….. hanya bisa didapat dr orang lain………..
Perbidaan itu mengubah semua jalan setapak yang telah ditapaki bersama- sama….
Tulisan yang tak tau kapan berakhirnya dan dimulai dengan tangis dialam raya ini…………
Jadi yang jd masalah sekarang….. nikmati tau mati ,,,, heheh
 BY RIZA MOUNTAIN
15 APRIL 11
CATATAN yang tak pernah berujung, kini bersambung lagi dengan ceri yang sama, Cuma sedikit berbida…..sedang diatas awan terbang melayang melayang di atas angin……..hilang terbang terbawa anggin sepoi2…..jd binggung mau nulis apa lg the and...

25 sept 2011-09-25
Kegialan yang muncul menjadi semakin gila bahkan sampai dasar  alam nee....orang2 yang terperangkap makin menyakitkan

catatan perjalanan KBU. 09.387/ a. ancalatara

PENDAHULUAN
kawasan hutan pegununganan mertus di kabupaten Hulu Sungai tengah mempunyai luas sekitar 46.270 ha.sebagian besar terhampar di kecamatan Bantang Alai Timur dan kecamatan Hantakan. Gunung Halau- Halau merupakan gunung tertinggi (1.892 mdpl) di gugusan pegununggan meratus
Kawasan pegunungan meratus kaya akan keaneka ragamam hayati (biodiversitiy) ditemukan sekitar 163 jenis pohon, terdiri atas 29 jenis yang termasuk dalam 4 generasi jenis pohon yang paling dominan adalah pohon meranti.
Kawasan pegunungan meratus merupakan catmint area di kab Hulusungai Tengah.  Dimana terdapat dua sub daerah aliran sungai utama yang berhulu di pegunungan meratus, yaitu sub Das Batang Alai dan sub Das Barabai. Selain itu terdpat pula beberapa air terjun, antara lain air terjun  Gusdurdisungai karuh, AT minit Indian disumbai, At sisayang di Batu Perahu, AT Riam Tiang di Aing   Bantai dan AT Tumawung di Datar Ajab.
Gua alam yang terdapat di kawasan pegunungan meratus antara lain Gua Saysayap dan Gua Barangin di kecamatan Batang Alai Timur, Gua Liang Hadangan, Gua Singa Baraja di kecamatan Haruyan. Susaya dayak di pegunungan meratus melakaukan berbagai upacara adat antar lain untuk menerima tamu, perkawinan dan panen hasil pertanian merika. Rumah penduduk adalah rumah panggung dengan tiang kayu, sedangkan lantai, diding dan atap terbuat dari bamboo atau anyamam bamboo.







•    Selasa, 06 Juli 2010
Selasa, 06 Juli 2010 pesiapan di mulai untuk melsayakan kegiatan Jelajah Meratus 2010. Perserta berjumlah 5 orang terdiri dari Bang Ambo, Bang Aan, Acim, Iveh dan saya sendiri (Riza). Pagi-pagi  saya terbagun dari tidur saya. Masih terbayang di pikiran saya sampai sekarang,  tentang sebuah perasaan bimbang antara isayat atau tidak kegiatan ini. Saya coba untuk tidur sejenak tuk melupakan masalah ini, tetapi hal  tersebut tidak merubah apa-apa. Waktu kian berlalu meninggalkan masa lalu. Matahari semakin tinggi dipuncaknya. Saya langkahkan kaki menuju sekretariat untuk membahas masalah persiapan ini. Dengan perasaan bimbang saya coba untuk bertanya kepada Bang Anggut mengenai PAT dan kegiatan ini,  kemudian Bang anggut berkata kepada saya kalau Kada damini kabila lagi pemantapan, setelah itu saya putuskan untuk mengorbankan PAT tahun ini.
Waktu didinding menunjukkan jam sekitar jam 3 sore, saya pun bergegas pergi kekost Acim untuk menyiapkan hal-hal yang perlu diperjalanan ini. Setelah sampai dsekretariat saya dan Acim membuat daftar alat-alat yang diperlukan dan Logistik yang diperlukan. Tidak lama kemudian datanglah Iveh yang bergabung sebagai tim Jelejah Meratus ini. Iveh adalah AM  angkatan 2008 yamg belum menyelesaikan proses untuk menjadi anggota penuh  Kompas Borneo. Berhubung kami akan melsayakan pemantapan jadi dia ikut dengan kami.
Hari semakin sore, suara azan asar pun terdengar dibenak saya dan kemudian saya putuskan untuk membeli perlengkapan dan logistik yang diperlukan setelah asar. Setelah waktu asar berlalu kamu pun bergegas pergi belanja. Waktu itu saya dan Acim dikasih uang 300 ribu oleh ka Shinta untuk membeli perlengkapan dan kami pun pergi ke pasar lama untuk membeli kaca lampu badai, speritus dan kulit roti. Setelah membeli semua itu kami pun pulang kesekretariat dan menyerahkan sisa uang belanja kepada Iveh, buat belanja logistic. Waktu didinding menunjukan jam 17.00 am dan saya putuskan untuk pulang ke kost untuk menyiapkan pakaian yang diperlukan selama diperjalanan.
Sehabis magrib saya kembali melangkahkan kaki saya ke sekretariat untuk menyiapkan dan mem packing semua keperluan yang diperlukan selama diperjalanan. Sehabis packing saya pun tidur, karena besuk harus bangun jam 07.00 pagi, berhubung mobil taksi yang kami pesan untuk mengantar kami ke Barabai, jam 07.00 pm datang menjemput. 

•    Rabu, 07 Juli 2010
Pagi-pagi  saya terbangun dari tidur dan saya lihan sekeliling saya, bergegas saya ambil air wudhu dan langsung shalat subuh. Setelah shalat, saya lihat jam didinding sudah menunjukkan jam 06.30 am didalam hati saya bertanya-tanya kemana Acim jam segini masih belum  datang juga, padahal jam 07.00 am kami harus sudah berangkat menuju kabupaten Hulu Sungai Selatan. Waktu telus berjalan, matahari semakin jelas menampakkan sinarnya. Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil taksi dimuka sekretariat dan kami pun bergegas mengangkat perlengkapan yang diperlukan diperjalanan kedalam mobil taksi. Setelah itu kami berdoa untuk keselamatan kami diperjalanan.
Waktu itu  terjadi sedikit perubahan  rencana, yang semula rencananya berangkat lima orang tetapi hanya empat orang. Hal tersebut dikarenakan bang Ambo masih ada urusan yang harus diselesaikan di kampus dan akan menyusul besuk harinya. Ya sudahlah, kata saya dalam hati,  yang penting kami harus tetap berangkat.
Selama didalam taksi saya hanya mendengarkan musik dari handpon saya  dan sekekali saya sembari menengok kiri kanan jalan yang dipenuhi sampah dan debu jalanan. Waktu terus berjalan tanpa ada yang bisa menghentikannya. Ketika waktu menunjukan jam 11.30 am, taksi pun berhenti disebuah warung makan didaerah Ranatau untuk makan dan minum. Dan kami pun turun untuk makan disebuah warung makan. Tetapi Acim tidak mau turun dari taksi, entah apa yang terjadi pada anak ini. Setelah kami paksa ia pun tetap bersikeras tidak mau turun. Kemudian dia berkata “kaina saya nyusul”, setelah itu ya terpaksa kami tinggalkan dengan sebuah pertanyaan dihati saya. Setelah habis makan kami pun kembali naik ke taksi untuk melanjutkan perjalanan. Perut kenyang, mata ngantuk, ya enaknya tidur dan saya pun tidur sembari mendengarkan musik.
Memasuki kabupaten HST saya pun terbangun dari tidur saya. Tak terasa kami sudah hampir sampai di daerah Birayang. Supir taksi yang dari tadi mengendalikan mobilnya kini mulai keluar masuk jalanan kecil yang hanya bisa dilewati satu mobil saja. Setelah keluar masuk jalan sempit tersebut, kemudian supir mengantarkan kami ke terminal Birayang.
Kami sampai disana sekitar jam 02.00 siang dan kemudian melanjutkan perjalanan ketempat guru Anang yang merupakan senior kami. sesampai disana kami hanya bertemu adiknya saja, ternaya beliau masih berada ditempat istrinya. Sembari nyantai dimuka rumah sambil berbincang-bincang ringan, saya lihat jam didindng mesjid menunjukkan jam 02.00 am. Setelah itu saya ajak Acim untuk shalat zuhur dan kami pun mengambil air wudhu di mesjid samping rumah guru Anang tersebut. Sehabis menyelesaikan shalat  zuhur kami kembali duduk didepan rumah guru Anang dan memutuskan untuk naik ojek menuju Tandilang.
Sekita 40 menit perjalaan kami tempuh untuk mencapai Tandilang, dengan biaya 25.000 / orang. Sesampai di Tandilang kami pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Batu Kembar. Sekitar 2 jam perjalan kami tempuh dengan berjalan kaki  untuk mencapai Batu Kembar yang merupakan desa tempat kami bermalam. Waktu sudah menunjukkan jam 06.00 am kami pun langsung pergi kerumah Julak untuk beristirahat. Setah sampai disana saya pun langsung membuka tas carier yang saya bawa, untuk mengambil baju dan bergegas mandi. Sehabis mandi di sungai yang berada dibelakang rumah julak, saya pun langsung pergi kemesjid dengan Acim untuk shalat magrib berjamaah. Sehabis shalat berjamaah di mesjid, kami pun kembali kerumah Julak untuk istirahat.  Sembari minum teh kami berbincang-bincang ringan dengan julak yang berada diruang belakang rumah Julak. Setelah itu kami pun tidur untuk memulihkan tenaga buat besok. 
•    Kamis, 08 Juli 2010
Sekitar jam 07.30 pagi, saya terbangun dari tidur saya dan saya lihat Acim sudah tidak ada lagi disebelah saya. Ternyata Acim sudah bangun duluan untuk shalat subuh. Kemudian saya pun bangun dan langsung pergi kesungai untuk cuci muka dan shalat subuh. Hari ini kami akan melaksanakan beberapa wawancara kepada penduduk desa dan tutuha kampung mengenai sosial budaya, perubahannya, dan kearipan masyarakat tersebut terhadap alam. Sehabis sarapan pagi saya, Acim dan Iveh beristirah dulu sembari menunggu datangnya kepala desa Hinas Kiri untuk meminta fropil desa tersebut. Semakin lama hari semakin siang jam didinding pun menunjukkan pada pukul 11.00 siang dan kami pun langsung pergi kerumah kepala desa yang bernama Mastur.
  Disana kami mendapatkan data mengenai profil desa dan sedikit wawancara mengenai sosial dan budaya  disana. Hari semakin sori kami pun bergegas pergi kerumah kepala adat  untuk bertanya mengenai adat dan kebudayaan yang ada disana. Dengan ditemani Abon yang merupakan cucu dari Julak mengantarkan kami kerumah kepala adat, tetapi sangat disayangkan, orang yang kami cari tidak ada  ditempat. Menurut informasi yang kami dapat beliau baru turun kedesa pada hari selasa yang bertepatan hari pasar. Jadi kami putuskan untuk kembali kerumah Julak dan istirahat untuk mandi dan makan. Sehabis magrib kami kembali mencari tetuha kampung untuk wawancara.  Dengan ditemani Abon kami pergi kerumah Matarsin yang berada diberada dibelakang rumah Julak. Disana kami hanya mendapatkan sedikit data dari yang kami harapkan.jadi untu melengkapi data tersebut kami harus menunggu kepala desa yang masih berada diladangnya. Karena besuk harus melanjutkan perjalanan kedesa Juhu jadi kami putuskan untuk pergi kesana dalu dan kembali setelah urusan disana selesai.  Waktu sudah menunjukkan jam 21.00 malam, kami  pun bersiapa-siap untuk istirahat.  Sebelum istirahat kami melsayakan evaluasi mengenai apa yang didapat hari ini dan mendissayasikan mengenai bang Ambo yang masih belum datang. Tak lama evaluasi datanglah bang Ambo yang diantarkan Isah yang datang dari pintu belakang rumah Julak  dan seketika pun suasana menjadi rame. Evaluasi pun kami hentikan. Setelah berbincang-bincang ringan kami pun langsung istirahat dikarenakan besuk harus menempuh perjalanan yang amat melelahkan.
•    Jum’at, 09 Juli 2010
Pagi-pagi  saya terbangun dari tidur, seperti biasa saya pergi kesungai untuk cuci muka dan setelah itu saya kembali kerumah Julak untuk masak sarapan pagi. Setelah sarapan pagi, saya dan tim jelajah Meratus, kembali bersiap-siap untuk melsayakan perjalanan kedesa Juhu. Waktu didinding menunjukkan jam 08.00 pagi, kami pun segera bersiap-siap berangkat. Sebelum berangkat kami pamitan dengan Julak dan juga melsayakan foto bareng. Setelah itu kami pun berangkat dengan ditemani Julak sampai kekebun beliau. Kira-kira berjalan sekitar 40 menit saya dan bang Aan yang terlebih dahulu berjalan bertemu dengan sebuah kampung yang bernama Kiyu. Disana kami istirahat sembari menunggu anguta yang lain. Tak lama kemudian merika pun datang. Setelah itu kami mampir sejenak di rumah Isah yang berada didesa tersebut. Sembil menikmati the hangat kami ngobrol-ngobrol ringan. Setelah sekitar 20 menit kami berada disana, kami pun melanjutkan perjalan.
Diperjalanan kami bertemu warga kampung yang sedang mengerjakan proyek pembuatan jalan setapak .
Diperjalan kami disugukan dengan tumbuhan bamboo yang yang rindang dan kesejukan udara  pegunungan Meratus yang menghampar luas bagaikan lautan pepohonan. Dan juga tanjakan yang tiada habisnya membuat tenaga kami semakin habis. Sesekali kami beristirahat dan minum madu yang kami bawa dari Banjarmasin. Setelah berjalan sekitar sejam setengah kami pun tiba pada tanjakan yang akrab dikenal dengan tanjakan tiranggang. Dengan kemiringan sekitar 40® kami pun berusaha untuk tetap semangat mendakinya. Langkah demi langkah saya ayunkan kaki saya, peluh yang keluar dari tubuh tidak habisnya mengalir. Hari pun semakin siang, dalam pikiran saya terlintas pertanyaan ‘kapankah istirahat siang’. Waktu sudah menunjukkan jam 01.00 siang, kami pun sampai pada sebuah persimpangan yang disana terdapat tulisan Juhu dan Sungai Karuh. Disanalah kami beristirahat dengan memakan sayalit roti yang kami bawa, dengan dikasih olesan madu, menambah kenikmatan roti tersebut. Setelah sekitar 30 menit kami beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan kejuhu. Turunan yang  tiada habisnya membuat kaki saya terasa sakit, tetapi rasa tersebut sedikit terobati dengan pemandanan disekitar yang ditumbuhi pepohonan besar dan tumbuhan bamboo.
Langit yang tadinya cerah kini berubah mendung dan ditambah lagi rasa haus yang mulai merasuk tenggorokan ini semakin menjadi-jadi. Waktu terus berjalan, hari semakin gelap, sumber air pun belum ditemukan. Medan perjalanan yang tadinya akar dan daun-daun pohon, kini berubah menjadi tanah laiat yang berwarna oranye, tentunyan dengan medan yang seperti itu  ditambah lagi turunan yang tiada henti membuat kami banyak yang terpleset. Orang yang paling banyak terpleset adalah Eveh, hampir sepuluh kali ia terpleset. Dari jauh ditelianga saya terdengar suara sungai. Entah itu hanya halusinasi atau sungai beneran. Mendengan suara tersebut membuat saya bersemangat lagi untuk menemukan sungai tersebut.
 Waktu sudah hampir jam 4 sore danakhirnya suara itu pun semakin dekat dan semakin dekat. Ternyata disana ada sebuah sungai kecil yang mengalir dari atas bukit. Disanalah kami kembali mengisi perbealan air sedikit lebih banyak, hal tersebut dikarenakan kami tidak tau didepan nanti akan menemukan sungai lagi atau tidak sebelum malam tiba. Rintik hujan sudah mulai turun dari langit, kami pun berteduh diwah plaiset yang kami bawa. Dibawah plaiset tersebut kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan walau pun hari masih hujan.
Jalan yang sudah mulai landai dengan genangan-genangan air hujan yang mengalir ketempat yang lebih rendah mengiringi langkah kami. Ternyata tak lama kemudian didepan kami terhampar sebuah sungai besar yang diatasnya membentang sebuah jembatan gantung ang sudah  mulai rapuh termakan jamam. Hujan semakin deras, jembatan gantung pun kami seberangi. Sesampai diseberang, kami kembali disambut dengan tanjakan tanah yang licin. Dalam otak saya terpikir kapan kami akan berhenti untuk istirahat makan malam dan tidur dalam tenda. Rasa lelah semakin menjadi-jadi, hal tersebut terlihat dari wajah kami masing-masing. Dan orang yang paling kelihatan lelah adalah Eveh, beberapa langkah berjalan dia istirahat. Hal yang paling ditsayatkan adalah kambuhnya sesak nafas Eveh.
 Hari semakin gelap, akhirnaya kami menemukan sebuah sungai yang air nya keruh karena habis hujan. Disekiatar sana kami mencari tempat yang aman dari arus air baah untuk mendirikan tenda. Waktu itu saya, Eveh dan bang Ambo hanya menunggu dipinggir sungai  dan Acim dan bang Aan pergi naik keatas bukit untrnayuk mencari tempat yang landai untuk mendirikan tenda. Akhirnya, setelah sekitar 10 menit merika pun kembali da memberitahukan bahwa diatas ada tempat yang bagus untuk mendirikan tenda. Dan kami pun langsung bergegas kesana dan disanalah kami mendirikan tenda.
Hari yang semakin gelap dan badan yang mulai menggigil membuat kami agak sedikit susuh untuk mendirikan tenda, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat saya untuk berusah yang terbaik untuk kami semua.  Akhirnya setelah  sekitar 30 menit tenda pun berdiri dan kami pun duduk bersaama untuk masak buat makan malam. Menu mala mini adalah ayam  goring dan sayur tumis. Sehabis makan kami adakan evaluasi sebentar dan langsung tidur. Waktu itu saya setenda dengan bang Ambo dan Eveh dan Acim an bang Aan.
•    Sabtu, 10 Juli 2010
Pagi sekitar jam 7 saya terbangun dari tidur dan sayalihat Acim juga sudah bangun dan kemudian saya ajak Acim untuk pergi kesungai untuk cuci muka dan siakt gigi. Sehabis itu kami kembali kecamp untuk masak dan mempacking kembali tenda dan barang-barang untuk kembali melanjutkan perjalan menuju kampung Juhu. Sehabis makan dan packing kami pun kembali melanjutkan perjalanan. Jalan yang mulanya hanya tanjakan yang tak berarti kini berubah sangat terjal dengan kemiringan mencapai 50® mebuat semangat sedikit bersayarang. Diperjalanan kami bertemu beberapa anak-anak dan orang dewasa. Ternaya merika adalah penduduk Juhu yang merupakan desa yang ingin kami capai. Disana kami bertanya “Bukit apakah ini? Dan merika menjawab bukit kilai  dan kemudian bertanya apakan ada banyu diatas dan merika bilang ada disana sumber mata air, ya kira-kira setengah jam perjalan kalau orang kampung, tetapi bagi orang biasa bisa lebih dari sejam. Ternya hal tersebut benar. Setelah berjalan sekitar satu ajm setengah , akhirnya kami menemukan mata air dan disanalah kami mengisi botol air mineral yang agak besar sebagai bekal buat masak kalua-kalau tidak menemukan air lagi buat masak siang. Dan perjalanan pun kami lanjutkan. Tak lama kemudian kami kembali menemukan sungai kecil. Hal tersebut membuat rasa sia-sia perjungan membawa air dari tadi. Tetapi apa boleh buat nasi sudah jadi bubur dan bubur tak akan jadi nas lagi dan disanalah kami masak siang. Menu siang ini adalah cuma masak mie saja hal tersebut agar tidak banya buang waktu. Setelah makan siang kami pun melanjutkan perjalanan dengan dihadang tanjakan yang tiada habisnya. Waktu itu saya dan Acim duluan dikit. Sekitar 2 jam perjalanan kami tempuh dan akhirnya kami sampai pada puncak Gunung Kilai dengan ketinggian mencapai 1000 (mdpl) tentunya tumbuhan disekitar dipenuhi lumut-lumut hijau. Sembari menunggu yang lain, kami duduk santai diatas puncak yang sangat sejuk. Tak lama kemudian merika pun datang.  Setelah kedatangan merika kami kembali melanjutkan perjalan untuk menuruni Kilai. Waktu itu  saya dan Acim kembali duluan turun dengan berlari. Semakin curan turunan semakin cepat kami berlari. Setelah merasa cusayap jauh Eveh, bang Ambo dan bang Aan ketinggalan, kami putuskna untuk istitahat dan menunggu merika. Tetapi setelah lama menunggu dan merika tak datang, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Karena yang kami hadapi cuma tanjakan ya kami terus berlari dan berlari, hingga sampai pada suatu pohon basar yang tumbang dan waktu saat itu menunjukkan jam 03.00 sore, kami putuskan untuk menunggu merika sampai datang.
Waktu demi waktu terus berjalan, kira-kira sudah sejam kami menunggu dan badan saya mulai kedinginan. Sudah sekitar dua jam kami menunggu, tetapi merika tidak datang dan saya pun membuat api unggun kecil untuk mengusir dingin dibadan saya. Tak lama kemudian datanglah yang ditunggu-tunggu. Dan kami pun melanjutkan perjalanan  secara bersama-sama.
Hari semakin gelap, suara burung Anggang pun semakin jelas terdengar ditelinga. Tak lama kemudian terdengar suara air sungai yang menyeruak menuruni bukit dan kami pun tiba pada suatu turunan yang curam yang ternyata dibawah turunan tersebut ada sebuah sungai. Hari yang sudah malam membuat kami tidak bisa menemukan jalan lagi. Berhubung hal tersebut terpaksa kami nginep dipinggir sungai. Hari yang kembali gerimis dan ditambah lagi daerah pingiran sungai dipenuhi batu-batu yang membuat kami tidak bisa mendirikan tenda. Beruntung disana ada sebuah bivouc alam yang sudah berdiri. Mungkin bivouc tersebut  bekas tempat orang kemalaman dijalan juga. Melihat kondisi bivouc yang masih bisa digunakan, kami putus kan untuk tidur disana.
Setelah bersih-bersih badan kami masak dan makan. Sehabis makan hujan pun semakin deras, kami pun bersayampul dalam bivouc yang sudah dilapis dengan plaiset agar tidak basah badan kami. Dengan kondisi bivouc yang yang kecil membuat kami harus berdempet-dempet. Beruntung hari mulai reda dan bang Aan tidur diluar karena tidak muat.
•    Minggu, 11 Juli 2010
Pagi-pagi saya terbangun dari tidur saya dan langsung mandi disungai samping camp kami. Sehabis itu saya masak dengan Acim. Waktu itu saya menemukan seekor kepiting sungai dan saya putuskan untuk bikin sup kepiting ala kadaraya. Setelah makan kepiting kami pun melanjutkan perjalan yang tak jauh lagi.  Sekitar dua jam perjalanan kami tempuh dengan medan tanjakan tanah yang licin, membuat kami harus bersusah payah mendakainya. Dan akhirnya tibalah pada sebuah kebun diatas bukit. Secara logika kalau ada kebun berarti dekat kampung, tapi hal tersebut tak selamanya benar, khususnya di Juhu. Tentunya setelah sampai puncak kami harus turun lagi. Matahari makin tinggi dan akhirnya kami pun bisa melihat tanda-tanda kehidupan pada sebuah kampung yang dikelilingi bukit.
Kami yang sudah mulai lelah sangat bersyusayar akhirnya sampai juga. Kami pun langsung pergi kebalai adat yang disana sudah ada Acim dan bang Aan yang terlebih dahulu sampai. Saya letakkan tas carier saya di teras balai dan kemudian duduk dibangsaya yang ada dimuka balai tersebut dengan ketua RT dan satu orang warga desa. Setelah ngobrol sebentar kami dipersilahkan istirahat di balai adat merika.setelah itu kami mandi dan istirahat kemudian sorenya jalan-jalan untuk melihat kampung sekitar. Setelah malam tiba ,  saat kami ingin istirahat, tiba-tiba datanglah warga kampung untuk bailang kepada kami. Sebagian dari merika ada yang membawa beras untuk kami. Itu  merupakan suatu adat merika untuk menghurmati tamu.
Sambil berbincang dengan ditemani teh dan kopi yang kami sediakan ala kadarnaya sebagai balas jasa kepada merika. Malam semakin larut, satu persatu merika kembali kerumahnya masing-masing dan setelah merika pergi semua, kami pun tidur.
•    Senin, 12 Juli 2020
Pagi yang cerah menyambut kami di pagi ini. Hari ini kami akan melihat-lihat sekolah Gusdur yang ada dikampung tersebut. Sehabis makan pagi kami pergi kesekolahan tersebut.  Disana kami bertemu guru Ijun yang merupakan guru honorer yang ada disana. Guru Ijun baru satu hari mengajar disana. Ia merupakan putra daerah Juhu yang kembali mengabdi untuk desanya setelah menamatkan sekolah menengah atas. Disana kami berkenalan dengan para murid yang baru masuk sekolah setelah libur dua minggu. Disana kami juga membantu mengajar sebisa kami. Satu persatu dari kami mencoba berbagi ilmu kepada para murid. Waktu itu Iveh yang pertama mencoba untuk mengajar dan saya sama Acim wawancara dengan guru Ijun. Setelah kami semua mencoba mengajar dan wawancara dengan guru Ijun, kami pun langsung pulang ke balai untuk istirahat dan makan siang.  Sehabis makan siang kami langsung istirahat.  Pada sore harinya kami bertiga pun banggn dari tudursaya dan langsung mandi dan habis mandi kami duduk diteras belakang balai adat sembari menikmati ketenangan kampung pedalaman.
 Matahari kini semakin tak terlihat lagi dihadapan kami lagi. Dan kami pun masuk  kembali ke balai untuk menyalakan lampu berhubung hari sudah malam. Sehabis itu kami pun masak untuk makan malam dan tak lama kemudian datanglah pamakal Kinan. Seorang pamakel yang sangat hebat menurut saya, ketika beliau menceritakan perjuangan dia untuk memajukan pendidikan disana. Setelah bercerita panjang dan libar, akhirnya merika pun kembali kerumahnya masing-masing. Kami pun makan makanan yang tadi kami masak dan tertunda untuk makan berhubung ada tamu. Setelah makan kami pun tidur.
•    Selasa, 13 juli 2010
Seperti biasa saya bangun pagi dan  untuk agenda hari ini yaitu wawancara mengenai adat disana. Sehabis makan pagi kami langsung bergerak untuk mencari responden, tetapi sebelum itu kami kembali mengunjungi pa Ijun disekolah karena Acim masih mau bertanya-tanya banyak dengan guru Ijun. Setelah itu  Acim dan Iveh kembali ke Balai, tetapi saya keliling kampung untuk wawancara. Sehabis itu  saya kembali ke balai, tetapi ternya merika ada dirumah ketua Rt. Disana merika ngobrol-ngobrol dan saya pun isayat masuk untuk isayat bercengkrama dengan disugukan Aing Laang yang merupakan air dari pohon aren.  Setelah itu kami kembali ke balai untuk istirahat dan makan siang. Sehabis istirahat kami mandi dan santai di teras belakang sampai malam tiba.  Saat malam tiba kami masak untuk makn malam, tetapi saat  kami masak datnglah guru Ijun yang mengundang kami kerumah kepala desa. Dan kami pun bareng-bareng kesana sebelum makan malam. Ternya disana sudah ada bang Ambo yang tadi siang pergi ke lading pamakel untuk melsayakan wawancara. Disana kami ngobrol-ngobrol dan Saya, Acim dan Iveh menbuat gelang Simpai dari paikat yang di bikinkan oleh abah Adit.  Setelah itu kami kembali ke balai untuk makan malam dan setelah makan malam kami kembali kerumah makel Pinan untuk nginap disana. Sebelum tidur kami membicarakan mengenai rencana keberangkatan besuk.
•    Rabu, 14 juli 2010
Seperti biasa saya terbanggun dari tidur saya. Malam ini terasa berbida dari malam-malam sebelumnya hal tersebut dikarenakan mala mini kami tidur enak. Sehabis bangun dari tidur kami kembali kebalai untuk masak dan packing karena kami hari ini melanjutkan perjalanan ke Haraan sebelum mencapai puncak Halau-Halau. Perjalanan ke Haraan ditemani oleh             yang merupakan warga kampung Juhu.  Perjanan ini harus menempuh waktu tujuh jam perjalan dengan medan tanjakan. Gunung yang kami jalani adalah gunung Peniti Batu dengan ketinggian mencapai 1000 (mdpl) membuat kami harus bersusah payah untuk menaklukannya.
Tetapi perjuangan kami tak sia-sia dan akhirnya kami menemukan sebuah kampung dengan jumlah rumah sesayaitar sepuluh buah yang jarak antara rumah yang satu dan yang lain  beseberangan bokiet.
Ketika kami menemukan salah satu rumah penduduk yang ada disana, kami pun disuguhi air teh dan wadai Gagatas yang sengaja dibikin buat tamu dikarenakan besuk aka nada acara  aruh Pasit padi. Setelah minum-minum disana kami pun diantarkan dua orang dari warga yang ada dirumah tersebut untuk menuju balai adat.
Diperjalanan saya bertanya seberapa  jauh untuk mencapainya dan kata merika kalau orang kampung paling setengah jam, jadi untuk orang sepertikami paling cuma sejam.  Tetapi , kenyataannya hampir dua jam kami baru sampai dibalai tersebut.
Karena malam sudah ingin menenggelamkan cahaya matahari ini. Kami pun langsung masuk kebalai dan meletakkan carier kami  dan langsung kesungai untuk membersihkan badan.
Karena  malam sudah menjelma kami pun istirahat. Ditengah-tengah istirahat kami terdengar suara seseorang yang seperti sedang membaca do’a. ternyata kepala adat yang sedang Bamamang atau kalau bahasa kita Berdo’a. karena waktu itu saya lelah banget jadi saya tidur lagi.  

•    Kamis, 15 juli 2010
Pagi-pagi bangun dari tidur kami sudah disiapkan air teh yang manis. Hari ini adalah hari dimana warga akan bersayampul unutkmelsayakan aruh, acara tersebut menurut kepala adat akan dilsayakan pada jam dua siang sampai malam hari. Setelah minum-minum kami dipersilahkan untuk makan. Sehabismakan  kami berbincang-bincang dengan kepala adat mengenai acara tersebut.  Hari yang tadinya pagi kini sudah siang, acara bincang-bincangnya pun kami hentikan.
Tak lama kemudian satu –persatu warga berdatangan kebalai adat dengan membawa Lamang yang dibuat dengan menggunakan batang bamboo sebagai luyangnya.
Waktu sudah hampir menunjukan jam 2 siang, acara pun dimulai dengan disayampulkannya lamang yang dibawa warga kampung di tengah ruangan balai. Setelah itu kepala adat membaca berupa doa-doa (Bamamang).
Kami yang tidak tau banyak mengenai hakekat apa yang dilsayakan kepala adat tersebut hanya diam dan duduk disamping melihat apa yang dilsayakannya. Acara yang tadinya yang saya angap rame, lama kelamaan makin membosankan. Saya yang sudah mulai bosan dengan acara tersebut mengajak Acim unutk keluar berjalan-jalan dan kami pun pergi kekesbuah rumah yang berada diarah belakang balai. Disana kami rencananya membuat gelang simpai, tapi setibanya disananya tidak seperti yang diharapkan. Gelang ang kami inginkan cuma ada satu, hal tersebut dikarenakan bahan bsaya untuk membuatnya sudah habis.
Hari yang semakain sore memaksa kami untuk kembali kebalai adat dan acara yang tadinya kami lihat sudah berakhir, tetapi akan dilanjutan malam nanti dan kami pun istirahat untuk menynggu malam tiba.
Setibanya malam acar pun dilanjutkan. Untuk acara malam ini yaitu Batandik, Batandik  merupakan sejinis tari-tarian khas masyarakat adat dayak.
Dengan mata masih mengantuk, saya cuba untuk menikmati tarian tersebut. Acim yang tadinya cuma melihat tarian tersebut, kini juga isayat menari, walaupun takselincah kepala adat. Hentakan kaki kelantai bamboo dengan diiring lantunan gendang menambah semangat para warga. Iveh yang tadinya Cuma duduk kini pun tertarik untuk mencobanya. Entah mengapa saya tak bersemangat malam itu untuk isayat mencobanya. Seiring dengan semkin larutnya malam, acara pun berhenti dengan diakhiri makan Bubur Ketan. Setelah itu semua nya tidur istirahat.      

•    Jum’at, 12 juli 2010
Pagi yang kembali mendung menyambut kami pagi ini. Hari ini kami bermaksud menuju puncak Halau-halau dengan ketinggian 1900 (mdpl). Setelah bangun pagi kami langsung masak dan packing. Sehabis makan kami bersiap-siap berangkat sembari pamitan dengan warga kampung dan kepala adat. Setelah pamitan kami diantakan anak kepala adat kepersimpangan agar kami tidak salah jalan.  Sesampai dipersimpangan kami berterimakasih telah diantarkan dan kami berempat pum melanjutkan perjalanan.
jalan yang kami lalui kali ini hanya berupa tanjakan yang terjalal, hal tersebut dikarenakan semakin dekat dengan puncak. Tanjakan demi tanjakan kami lalui, pohon demi pohon kami lewati. Tak terasa waktu suda jam2 siang, dalam pikiran saya terpikir pantasan lapar perutsaya. Tetapi perjalanan tetap kami lanjutkan sampai simpangan Haraan dan puncak Halau-Halau, disanalah kami istirahat dan makan  cemilan  untuk pengnjal perut sebulum kepuncak. Rencananya disana kami akan masak makan siang walau pun harinya sudah sore.
Perjalan pun kami lanjutkan. Sudut kemiringan tanjakan semakin menjadi-jadi membuat kaki saya tersa sakit, tapi hal itu tak menyrutkan niat saya untuk mencapai tanah tertinggi Kalimantan selatan. Sebelum kepuncak kami harus mencapai base camp terakhir yaitu di Penyaungan. Sesampai disana kami meninggl kerier yang kami bawa untuk menuju puncak. Dengan menbawa bahan makan seadanya kami pun menuju puncak. Waktu itu Acim sudah terlebih dahulu menunggu diatas didekat puncak. Diperjalanan kami menemukan Acimyang menunggu kami untuk bersama- sama menju puncak. Kami pun bersama-sama pergi kepuncak. Tak terbayang sesampai dipucak alangkah indahnya pulau diatas awan dengan lautan yang dikelilingi hutan. Disana kami pun langsung masak karena sudah sangat lapar. Sembari menikmati keindahan lautan hutan gunung kami bercanda-canda disana.  Sehabis masak-masak dan makan kami pun langsung turun karena hari sudah semaki sore. Tujun kami selanjutnya mencari tempat buat camp yang didekat sumber mata air. Tak jauh dari Penyaungan ada terdapat sumber mata air dan disanalah kami ngcamp. Malam yang sudah hampir menjelang malam, jadi kami bergegas mengambil air dan mendirikan tenda. Sehabis itu kami masak untuk makan malam dan sehabis makan malam kami langsung tidur karena sudah ngantuk.
Tiba-tiba di tengah tidur hari hujan dan tenda kami pun basah. Saya yang waktu itu tidur diujung tenda basah sayayup. Jadi, mala mini tidak bisa tidur enak.
•    Sabtu, 13 juli 2010
Hari ini kami  berniat kembali kedesa Hinas Kiri. Seperti biasa kami bangun tidur sekitar jam 8 pagi dan kemudian langsung masak. Sehabis masak, makan, packing dan langsung berangkat pulang. Hari ini kami banyak menuruni tanjakan saja, jadi kami bisa lebih cepat sampai ditujuan. Tetapi, kenyataan tidak seperti diharap. Kami harus  bersabar menghadi cewe yang isayat dalam perjalan kami.  Perjalan yang kami rencanakan akan sampai  didesa bisa sampai hari ini, tapi kenyataannya tidak. Sesampai di Sungai Karuh yang disana terdapat air terjun dengan ketingian hampir 30 meter dengan nama Air Terjun Gusdur. Disanalah kami masak untuk makan siang sembari beristirahat. Sehabis makan kami melanutkan perjalanan ada dua buah sungai kami lalui sebelum sampai kesungai ketiga yang meruakan tempat camp kami terakhir. Malam ini kami akan makan sayur jantung pisang yang diambil diperjalan menuju tempat ini. Dengan bumbu dapur seadanya kami memcoba membuat makanan yang enak. Kami membagi tugas, ada yang mendirikan tenda dan juga ada yang masak. Sesudah makanan masak kami makan bersama. Tak disangka jantun pisang yang tadinya dimasak terasa enak, mungkin karena kami lapar, jadi semuanya terasa enak. Sehabis makan enaknya ya, tidur… kami pun tidur.
•    Minggu, 13 juli 2010
Pagi bangun tidur, masak dan siap-siap melanjutkan perjalanan, sudah merupakan ritual yang terus dilsayakan selama perjalan ini berlangsung. Hari ini merupakan hari terakhir dihutan, dengan semangat menggebu-gebu kami melsayani perjalan hari ini. Hal tersebut dikarenakan hari ini kami akan kembali kekampung. Hari ini saya berada dibarisan depan perjalanan. Dengan semangat saya ayunkan langkah kaki saya, jalan yang mulai landai membuat saya bertambah semangat. Hal pertama dipikiransaya yaitu mencapai simpang tiga Panitiranggang. Sekitar dua jam perjalanan saya jalani hingga tiba pada simpangan tersebut. Karena saya yang didepan perjalan, jadisaya yang sampai terlebih dahulu disana dan menunggu yang lain.  Tak lama kemudian merika pun datang dan langsung istirahat. Sambil beristirahat kami gnobror-ngobror ringan. Ditengah-tengan perbincangan Acim berkata kepada Iveh “kami hsayan nai membawan karer Qam, asal qam bukah”. Setelah itu Iveh setuju dengan syarat tersebut dan karier nya pun dibawan Acim. Dengan semangat Acim membawa karier tersebut menuruni tanjakan Tiranggang. Kami berdua terlebih dahulu menuruninya dengan disusul Iveh dan bang Ambo. Sekitar setengah perjalan Acim meminta saya unutk menggantikannya membawa karier tersebut, dan saya pun menggantikanya untuk membawanya hengga sampai persimpangan tanjakan Tiranggang. Kami yang terlebih dalu sampai duduk unutk istirahat. Dan tak lama kemudian Iveh pun datang dengan diiring bang Ambo. Rencananya kami ingin melanjutkan membawakan carier tersebut, tetapi bang Ambo menyuruh kami mengembalikannya karena jarang yang kami tempuh sudah sangat dekat. Dan perjalanan pun kami lanjutkan menuruni tanjakan hingga sampai pada sebuah sungai yang dihari pertama perjalanan kami temui.  Disungai tersebutlah kami masak untuk makan siang, walau pun hari sudah menjelang sore. Setelah makan dan istirahat sebentar, kami pun melanjutkan perjalanan menuju disa Hinas Kiri dengan terlebih dahulu melewati desa Kiyu. Sekitar setengah jam perjalan kami tempuh untuk sampai dirumah Julak. Alakahkah senangnya bisa kembali lagi kerumah julak. Kami yang sangat merasa letih langsung saja mandi untuk membersihkan badan dan istirahat.
•    Senin , 14 juli 2010
Sambut pagi dengan senyum, bukan karena hari ini kami kembali ke Banjarmasin, tetapi senang karena masih bisa hidup. Agenda kami hari ini melengkapi data yang masih sayarang tentang adat di desa Hinas tersebut. Habis makan pagi kami pergi ke sekolahan SMP dan SD yang ada didesa tersebut untuk sedikit wawancara.  Setelah itu kami pergi kerumah Kepala adat, tetapi kami tidak bertemu lagi karena beliau masih dikebun. Dan kami pun kembali ke rumah Julak. Diperjalan kami terlebih dahulu membeli sayur untuk masak siang. Sehabis masak siang kami pun istirahat, karena badan ini masih terasa letih.
Malam harinya kami pergi ke asrama Juhu untuk bertemu orang-orang kampung Juhu. Disana kami bertemu anak-anak Juhu yang bersekolah di desa Hinas Kiri. Habis itu kami pulang ke rumah Julak, tetapi sebelum itu kami mampir ke Rumah warga yang sedang sakit dan disana dilsayakan pengobatan dengan cara Babalian. Habis dari sana kami langsung tidur karena besok pagi balik ke Banjarmasin.
•    selasa, 15  juli 2010
COME BACK bajarmasin. Alangkah senangnya hari ini bisa kembali ke Banjarmasin. Bangun tidur mandi, makan, packing, dan siap – siap pulang. Dari Hinas Kiri kami naik taksi angsayatan penumpang yang balik dari berjual didesa Hinas. Sebelum pulang kami pamit dengan warga kampung dan yang utama pamit dengan Julak yang banyak membantu kami. Setelah semuanya  beres  kami pun balik. Taksi yang kami naiki ini hanya sampai Birayang, jadi akmi dari Birayang naik taksi yang lain lagi.
Sesampai di Birayang kami sudah disambut bang Encek dan bang Amak, dan kamipun diajak makan-makan. Sehabis makan bang Amak menelpon ka Novi yang kemudian menumpang dengan nya untuk ke Banjarmasin. Kami pun dijemput dari rumah makan dengan mobilnya. Tetapi terleh dahulu kami ke rumah ka Novi untuk menjemput ka Novi dan habis itu kami pun berangkat ke Banjarmasin bersama-sama dengan ka Novi, bang Amak, Sopir ka Novi dan kami bertiga. Diperjalan saya hanya tidur  bungun saja, hinga sampai di banjarbaru. Disana bang Amak turung dimuka sebuah warnet, dan perjalan pun berlanjut hingga sampai di Banjarmasin. Sebelum ke sekretariat kami mampir untuk makan terlebih dahulu. Sesudah makan baru kami ke sekteraiat dan disana sudah dipersiapkan acara penyanbutan dengan  dimandii air bunga dan selukan, dan kemudian disusul dengan acara penutupan.

Rabu, 29 Februari 2012

sebuat catatan perjalan saudara (ancalatara)

JELAJAH MERATUS 2010
PENDAHULUAN

Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi di Kalimantan Selatan. Ibu kota kabupaten ini terletak di Barabai. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.472 km dan berpenduduk sebanyak 223.402 (Tahun 2000). Dengan Motto adalah “Murakata”. Makanan khas adalah kue Apam.
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) memiliki tujuh kabupaten, yaitu: Batang Alai Timur (BAT), Batang Alai Utara (BAU), Batang Alai Selatan (BAS), Batu Benawa, Hantakan, Limpasu, dan Haruyan. Mata pencaharian masyarakat Barabai bervariasi. Diantaranya adalah pertanian, perkebunan, dan perdagangan.  Tetapi masyarakat disana lebih mengandalkan. Batas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Djohansyah mengatakan, penentuan titik dan pertigaan batas daerah antara Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara (HSU) sudah ada kesepakatan. Namun, untuk batas pertigaan Kabupaten HST, HSU termasuk Hulu Sungai Selatan (HSS) sejauh mata memandang hanya berupa sungai dan rawa, sehingga masih bersifat sementara untuk ketiga kabupaten. Kemudian pada tanggal 6 Juli 2010 dilaksanakanlah penulusuran dan survey tentang penegasan dan kemudian di sepakati batasan-batasannya yaitu di titik A dengan koordinat x = 0295232 dan y = 9716319.
Batas itu meliputi wilayah Desa Mantas (HST) dan Peharangan (HSS) serta batas pertigaan HSS – HST – HSU dengan koordinat x = 0294834 dan y = 9717488 yang meliputi Desa Mantas (HST), Hakurung (HSS), Sungai Zam-Zam (HSU) di pertigaan Sungai Awang Birik, dan Sungai Banyu Miris.
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menyimpan banyak kekayaan, baik dari segi keanekaragaman flora dan fauna. Di Hulu Sungai Tengah (HST) terdapat kawasan Meratus yang memiliki luas 46.270 ha dengan Halau-Halau sebagai puncak tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdapat di HST dengan Puncak Meratus (Halau-Halau) dengan titik koordinat 02 42’ 38 LS dan 115 37’33’ BT.
Pegunungan Meratus menyimpan potensi hayati yang sangat menarik. Salah satunya adalah burung. Sebuah survey (Meratus Expediton 2005) menjumpai 316 jenis keanekaragaman hayati di kawasan Pegunungan Meratus. Selain itu terdapat keanekaragaman tunbuh-tumbuhan, terutama yang terkenal adalah anggrek dan pohon meranti. Ada beberapa anggrek endemik Meratus yaitu Anggrek Phapioedium, Aerides Odorata, Cymbodium, Dedrobium Crumenatum, dan Grammatophyllumspeciosum.
A.    Latar belakang
Kalimantan Selatan memiliki berjuta pesona yang banyak menyimpan misteri. Di antara keagungan Kalimantan Selatan yaitu Hutan Meratus, dengan di kenal secara universal baik lokal, nasianal, bahkan internasional. Untuk itu kami Tim Jelajah Meratus 2010 ingin mengungkap seberapa besar potensi-potensi yang dapat digali di kawasan meratus ini.

B.    Maksud dan Tujuan
       Kegiatan Jelajah Meratus 2010 yang dilaksanakan oleh KOMPAS “BORNEO” UNLAM kali ini adalah sebagai program pemantapan dan penelitian. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk memberi masukan–masukan yang dapat digunakan untuk membuat suatu kebijaksanan terhadap potensi kawasan Meratus berdasarkan dengan azas konservasi (pemanfaatan, perlindungan, dan pelestarian).

       Kegiatan ini ditujukan kepada semua Tim Jelajah Meratus 2010 untuk mengasah kemampuan dalam berbagai bidang yang diantaranya adalah survival, penggunaan navigasi darat, dan lain-lain. Kegiatan Jelajah Meratus ini juga bertujuan untuk melatih anggota agar dapat beradaptasi secara langsung pada lingkungan baru dan melatih observasi individual baik itu Budaya, Perubahan-Perubahan, Pendidikan dan lain-lain.

C.    Waktu dan Rute
           
            Waktu penilitian dan pemantapan “Jelajah Meratus” kali ini di laksanankan pada Tanggal 7-19 juli 2010 dan  rute perjalanan utama  yaitu dari Hinas Kiri, Juhu, Haraan Hulu, dan Puncak Meratus (Halau-Halau).

D.    Peralatan

            Peralaatan yang digunakan  milik Kompas “Borneo” Unlam dalam Penelitian dan pemantapan kali ini, yaitu:
1.      Tenda
2.      Trangea
3.      Matras
4.      Carrier
5.      Senter
6.      Gps
7.      Peta
8.      Kompas sudut/bidik
9.      Protaktor
10.  Kamera digital
11.  Pisau
12.  Parang
13.  Sendok
14.  Gelas
15.  Piring
16.  Galon kecil















LAPORAN INDIVIDU

RABU, 7 Juli 2010
            Jam 07:00 wita, kami berangkat dari sekre Banjarmasin.  Saya (Pajrianoor / Acim), bang Aan, Riza dan Iveh naik taksi yang langsung berangkat ke Birayang. dan tiba di birayang jam 13:03 wita, kami beristirahat sebentar di Rumah Bang Anang, ternyata bang Anangnya tidak ada, yang ada cuma adiknya saja. Tak apa lah, saya Shalat Zuhur dan selanjutnya nyantai-nyantai. Setelah itu  kami naik ojek  sampai ke Tandilang dan selanjutnya pemanasan, jalan kaki.
Jam 18:02 Wita kami tiba di rumah Julak (Bibi) Ainun. Kami disambut hangat oleh Julak ainun. Julak dengan segera membuatkan air teh untuk kami. Serasa penat sekajap pun hilang. Saya dan Iveh pergi ke sungai mandi-mandi, ternyata di sungai banyak juga anak-anak mandi dengan exspresinya yang lugu mereka saling bercanda-canda.
Setelah itu kami masak-masak sambil dibantu julak ainun. Julak ainun tinggal di desa Hinas Kiri Kec. Batang Alai Timur Rt. 02 No. 93. Dengan kode pos 71381. Julak ainun tidak hanya sendiri beliau ditemani oleh cucu-cucunya bernama Abon (sekolah di sdn hinas kiri), Ica dan Aluh ( sekolah di SMP Hinas Kiri). Dengan adanya cucu beliau malam itu terasa ramai apalagi di Hinas Kiri ketika malam hari ramainya bukan main, di siang hari masyarakat pergi kekebun masing-masing.
Jam menunjukkan pukul 22:05 Wita, julak Ainun sudah mempersiapkan alas tidur, akhirnya saya tidur. Jam 07:32 Wita saya bangun pagi. Pagi itu julak Ainun sudah masak nasi dan merebus air, saya pergi ke sungai melepas dahaga tertahan (buang air kecil). Sehabis itu saya pergi ke dapur untuk masak-masak. Pagi itu masyarakat setempat pergi kekebun mereka masing-masing, setelah itu kami makan pagi. Jam menunjukkan jam 07:37 Wita, kami duduk-duduk di depan ruamah julak melihat kebiasaan orang-orang di sana pada pagi harinya. Tak lama guru Anang datang, ternyata guru anang memeriksa perlengkapan kami terutama makanan.
Setelah guru Anang mengecek, dan ada yang kurang kami langsung pergi ke warung untuk menambahkan keperluan. Setelah itu saya ke sungai, mandi. Dan selanjutnya tidur siang.  Malam tiba kami pun masak dan makan. Setelah itu kami diskusi sebentar untuk merencanakan apa yang ingin dilakukan ke esokan harinya, setelah itu saya tidur.
KAMIS, 8 Juli 2010
Pagi yang dingin kira-kira pukul 07:24 Wita, saya bangun tidur, seperti biasanya julak selalu bangun pagi untuk merebus air dan masak nasi. Saya bangun dari tempat tidur dan langsung ke sungai untuk mengambil air wudhu, setelah itu saya shalat setelah shalat saya ke dapur membantu julak masak, setelah itu kami  makan pagi. Sekitar jam 08:45 Wita, kami duduk santai. Tak berselang lama kami berinisiatif untuk kerumah ketua adat, ternyata kami memutuskan untuk pergi ke rumah kepala desa bernama Mastur. Di sana kami di beri profil Desa Hinas kiri, walaupun tidak sepenuhnya lengkap selain itu kami berbincang-bincang bersama kepala desa hinas kiri, perbincangan itu sangat mengasikkan karena kepala desanya Gokil juga. Kami dilihatkan oleh pak Mastur gelang yang selau  berisi biji besi kira-kira sebesar peluru sepeda, dan dilapisi kuningan.  Setelah itu kami menuju ke rumah julak Ainun. Kami masak-masak dan makan setelah itu saya tidur siang. Tak berapa lama  hujan turun. Kami berinisiatip untuk ke rumah Tutuha (Kepala adat atau kampung).
kira-kira jam 04:12 Wita, Setelah kami tiba di rumahnya. Ternyata orang yang kami cari belum datang karena beliau pergi kekebun. Kami tak berputus asa, kami kembali kerumah julak. Magrib pun tiba saya shalat magrib setelah itu kami masak-masak dan makan. Selanjutnya kami pergi untuk kesekiankalinya ke rumah tutuha adat, ternyata beliau ada. Kami ditemani Abon cucu julak Ainun. Kami berbincang-bincang dengan tutuha kampung bernama Pak Matarsin. Pak Matarsin bercerita banyak tentang kehidupan beliau dulu, tetapi beliau tidak terlalu jelas menerangkan kepada kami mungkin karena cara bahasanya lebih kental Berbahasa Dayak Meratus.
Setelah serasa cukup untuk berbincang kami pun kembali kerumah jualak Ainun. Sekitar jam 21:36 wita, julak Ainun sudah menyiapkan alas tidur. Tak berselang lama saya dan yang lainnya mengistirahatkan badan. Sebelum kami tidur kami pun mengevaluasi kegiatan yang telah di tugaskan. Beberapa jam berlalu ternyata Bang Ambo dengan Isah ( keluarga julak Ainun yang tinggal di desa Kiyo)  datang menyusul kami, setibanya Bang Ambo di  rumah julak Ainun. Kami menghentikan  rapat evaluasi.  Setelah itu, tubuh saya terasa pegal-pegal.serasa ingin  tidur, hah…………… akhirnya dapat juga beristirahat
JUMAT, 9 Juli 2010
            Saya pun bangun tidur pagi  sekitar jam 06:03Wita. Saya pun langsung bersih-bersih dan shalat subuh. Saya dan teman-teman langsung ke dapur untuk masak-masak. Setelah makan kami pun mempeking barang-barang yang serasa kurang. Tibalah waktunya untuk menjelajah meratus. Jam menunjukkan jam 08:01 wita, sebelum berangkat kami selalu berkumpul untuk di beri nasehat ataupun pesan-pesan dari senior selanjutnya berdoa dan foto-foto. Jam 08:15 wita, kami memulai melangkahkan kaki senandung keramaian pun lama kelamaan menghilang. Waw, baru beberapa langkah, saya sudah di hajar tanjakan, bagaimana di tanjakkan sebenarnya. Selama perjalanan dari hinas kiri menuju kiyo kami bersama julak Ainun yang ingin pergi ke  Desa Kiyo mau berkebun. Lama-kelamaan kami sampai di desa kiyo dan beristirahat sebentar, minum-minum di rumah isah temannya Bang Ambo, sambil ngobrol-ngobrol sama keluarganya isah sekitar jam 08:59 wita.
Jam 09:21wita kami melanjutkan perjalanan kami, sedikit berjalan dan melewati jembatan gantung sampailah sudah kami di kebun julak ainun. Setibanya kami dikebun julak ainun, kami minta sedikit Lombok kecil untuk penambah rasa nantinya. Setelah itu kami berangkat lagi. Oh, rupanya sudah ada jalan setapak yang kini sudah di buatsecaran beton oleh pemerintah terutama dari PNPM PISEW dengan tenaga kerja rakyat setempat dan biayanya sebesar 50 juta yang di gunakan secara berangsur-angsur oleh masyarakat setempat dengan 3 gelombang (gelombang pertama 15 juta begitu pula seterusnya) dengan panjang 557m. 09:47 wita kami tiba dijembatan gantung kedua, ya namanya Jembatan Gantung Babau. Ternyata tidak sampai di 557 m setelah jembatab gantung babau di buat pula jalan beton yang dananya sama seperti pengerjaan jalan sebelum jembatan babau. Kami duduk sebentar untuk bertegur sapa dengan masyarakat yang sedang mengerjakan pembuatan jalan. Pengerjaan jalan kedua ini akan dikerjakan sepanjang 600 m dari jembatan babau.
Setelah bertegur sapa kami mulai melanjutkan perjalanan, ternyata medannya tidak semudah yang saya bayangkan. Tidak beberapa jauh berhenti, mungkin itu pemanasan. Sampailah kami di Simpang Tiga Penitiranggang jam 01:17 wita. Kami disana makan siang. Setelah beberapa lama kami melanjutkan perjalanan, menuju Desa Juhu. Hari pun beranjak senja. Pada hari itu hujan sangat lebat, jam menunjukkan jam 18.12 wita kami beristirahat dan mendirikan tenda. Malm pun menjelang kami masak-masak dan makan, saya tidur bersama Bang Aan sedangkan yang lain tidur bertiga Bang Ambo, Riza dan Iveh.
SABTU, 10 Juli 2010
Pagi menjelang jam 06:03 wita saya bangun pagi, dan berbersih diri. Saya, Riza, Bang Aan dan Bang Ambo mempeking tenda sedangkan Iveh masak-masak, ya tenda clean makanan pun siap untuk disantap. Setelah makan kami mempeking semua barang. Kami melanjutkan perjalanan jam 08:05 wita, dan terlebih dahulu berdoa. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan, hari yang indah, walaupun hari pada waktu itu mendung tapi lama-kelamaan awan hitam terusir oleh cerahnya mentari pagi.
Kaki gunung Alai, tanjakan kaki gunung di hari ke empat ini sangat menguras tenaga. Gunung Alai masih banyak menyimpan banyak kekayaan alam. Di perjalanan kami banyak menemui pohon-pohon meranti yang besar-besar, tak hanya itu bermacam-macam suara burung-burung dari kejauhan terasa merdu pengganti music di perkotaan. kilai kami beristirahat sebentar  ngemil-ngemil kulit roti rasanya nikmnat…. Sekali….. sambil bercanda-canda. Di perjalanan kami bertemu dengan orang-orang juhu yang ingin ke Hinas Kiri tujuan mereka yaitu membeli keperluan rumah tangga seperti garam, asam jawa, ikan asin dan lain-lain. Tak hanya laki-lakinya para ibu-ibu dan anak-anak pun ikut. Anak-anak itu ke hinas kiri ternyata berjuang demi masa depan nya untuk sekolah. Kan ada sekolah di juhu. Mengapa ya nanti…. Jawabannya.
Setelah sedikit bercengkrama dengan orang-orang Juhu mereka melanjutkan perjalanan mereka begitu pula dengan kami, tak sampai di Puncak Gunung Kilai akhirnya kami menemukan air, walaupun airnya tidak terlali banyak, Bang Ambo dengan segera mengisi air di galon kecil. Tak jauh dari situ ternyata ada sungai. Disungai itulah kami makan siang. Air disungai itu seperti air es, dingin sekali….. iveh, reja, dan bang aan masak-masa.
MINGGU, 11 Juli 2010
Sekitar jam 06:45 wita saya bangun tidur, wah sakit sekali badan saya kaena tidur malam tidak nyenyak, because saya tidur di bivak yang telah di buat oleh orang yang pernah bermalam di sisi sungai yang sama. Kami tidur berlima di bivak yang kecil. Yah…. Tak apa-apa selanjutnya saya mulai membersihkan badan dan selenjutnya kami merebus air dengan coklat, sedap………… . hai saya akhirnya masak sardine. Semuanya sudah siap di santap.makan…………. . setelah itu kami mempeking barang- barang untuk melanjutkan perjalaan. Tau-tau perut saya terasa sakit, saya mencari tempat yang aman untuk membuang kotoran, ternyata ada tempat yang tepat. Ehm………… lega rasanya, setelah itu kami berdoa sebelum berangkat dan akhirnya berangkat. Sekitar jam 08:13 wita. Perjalanan kali ini terasa susah karena medan penuh dengan tanjakan dan becek-becek. Ketika terlihat kebun karet hati terasa senang, terfikir oleh saya bahwa rumah penduduk sudah dekat, ternyata masih jauh.
Saya ingin sekali  melihat untuk pertama dari teman-teman saya, ternyata Bang Aan yang terlebih dahulu. Itu pun saya harus saling membalap dengan Bang Aan. Ya sudah. Akhirnya, sampai juga di desa juhu. Kesan pertama yang aku rasakan tidak seperti yang aku fikirkan, aku kira orang-orang di sana masih memakai baju adat pokoknya pedalaman banget, ternyata salah disana sudah ada listrik bertenaga sinar matahari.
 Ketika di bali desa kami di smbut ketua RT, bernama Pak Abad. Kami bercengkrama sebentar, dan kami di izinkan untuk tidur di balai desa untuk beberapa hari. Saya langsung membersihkan badan. Hmm… segar sekali air di sana, seperti air es. Selanjutnya saya merebahkan badan untuk melepas semua kepenatan yang ada. Sorenya kami keliling-keliling kampun meliat-liat apa-apa kebisaan yang dikerjakan oleh orang di sana.
Matahari pun tenggelam dengan seiring waktu, malam itu kami sedang masa-masak. Krek.. ada tamu, lalu ada lagi ternyata banyak yang menjenguk kami………. Wah malam itu serasa sudah berada di sekitar orang-orang yang ku kenal erat. Di sini kesalahan kami, membawa gula tiak banyak, kami tak tau orang sana sangat doyan yang manis-manis.  Setelah itu mereka pulang semua. Dan kami makan-makan. Kami melakukan rapat tentang apa-apa yang akandilakukan keesokan harinya. Saya dapat tugas untuk mengobservasi kea rah pendidikan. Tak apa, akhirnya kami tidur.  
SENIN, 12 Juli 2010
            Suasana hening serta kabut yang menusuk sampai ke tulang, pagi yang damai membuat saya terbangun dari tidur ketika jam menunjukkan pukul 06:56 wita. Padahal setiap pagi saya malas bangun tidur. Yah mungkin saking dinginnya saya tak bisa tidur lagi, bangun tidur, bangun tidur. Saya pastinya tujuan utama bangun tidur yaitu buang air kecil. Kabut di pagi itu masih menyelimuti pemandangan sekitar, pada hari senin kami hanya tinggal berempat saya, reja, iveh dan bang ambo sedangkan bang aan sudah pulang duluan karena ingin mengikuti acara panjat tebing di banjar baru yang di adakan Mapala Graminie. Walaupn sedikit kami selalu oktimis dalam melakukan perjalanan.
            Setelah habis dari sungai saya dan yang lain  langsung masak-masak sambil bercanda-canda. Makanan sudah siap selanjutnya aalah menyemes makanan, hahaha. Dengan semangat saya pergi ke sungai untuk mandi-mandi agar tidak bau, next. Kemudian kami ke sekolahan juhu nama sekolahnya adala SD Gus Dur. Sesampai di sekolah kami meminta izin kepada  guru di sana untuk berkenan memberikan izin kepada kami bertiga (saya, Riza dan Iveh) mengajar di sekolah itu, tapi kami hanya menemui satu guru nama guru itu guru junaidi (pak Ijun), lalu kemana guru yang lain. Kata Bapak Ijun guru disini hanya 3 (Budianor, Khadijah dan Faujan) yang berasal dari Batu Kambar dan mereka datang kesini setelah beberapa hari setelah beberapa hari anak-anak masuk sekolah. Kami pun di izinkan. Kami mengajar hanya satu kelas (gabungan beberapa kelas yaitu kelas 1,2,4,5,dan 6). Padahal kata Pak Ijun anak-anak di sana berjumlah 64 murid, tetapi kebiasaan orang tua yang membawa anak-anakya ke kebun maupun ke hutan, padahal sosialisasi oleh guru-guru setempat sudah di lakukan baik pada saat acara adat maupun acara pengantenan. Awal kami mengajar terlebih dahulu kami saling berkenalan baik dari kami bertiga maupun dari murid-murid. Yang pertama saya yang memperkenalkan diri. Murud-murid di sana malu-malu tapi lama-kelamaan kami dan mereka dapat beradaptasi dengan baik, dan mereka satu persatu memerkenalkan diri meju kedepan yang pertama:
1.      DEWI, Kelas satu mata pelajaran yang paling di suka adalah Ipa
2.      SITI, kelas lima mata pelajaran yang paling di suka adalah Matematika
3.      CIKA, kelas empat mata pelajaran yang paling di suka adalah Bahasa Indonesia
4.      UPI, kelas empat mata pelajaran yang paling di suka adalah Bahasa Indonesia
5.      ADIT, kelas lima mata pelajaran yang paling di suka adalah Penjaskes
6.      ALI, Kelas empat mata pelajaran yang paling disuka adalah Ipa
7.      AGI, kelas dua mata pelajaran yang di suka adalah Ipa
8.      IDIM, kelas satu baru pindah dari Bincatan, ia dari Bincatan berjalan selama 2 Jam
9.      SALVI, kelas satu

Disamping Sekolahan Gus Dur terdapat asrama gabungan baik dari Bincatan, Haraan Hulu dan Hilir, bakan dari Kota Baru. Untuk pertama kali mengajar adalah Iveh dan iamengajarkan Bahasa Indonesia kepada murid-murid. sedangkan saya dan Reza berbincang- bincang dengan Bapak Ijun, Bapak Ijun banyak bercerita tentang riwayat hidup Pak Ijun, baik dari kecil sampai bisa mengajar.
Dengan wajah Sumringah bapa yang satu ini memulai cerita dengan menyebutkan namanya, nama sebenarnya adalah Junaidi berumur 19 tahun, pekejaan beliau adalah guru dan berkebun. Lulusan SMA 3 Barabai. Pada awalnya pemekasa untuk memulai anak-anak juhu utuk sekolah adalah Kepala Desa bernama Pinan, ketika tahun 1967 para petugas Pemilu zamannya Presiden Soharto datng Kepela Desa Juhu dan diam di Balai adat hari pertama petugas pemilu meminta ayam hidup kepada ibunda Kepala Desa Pinan pada saat itu Pinan masih kecil, keesokan harinya petugas pemilu meminta lagi ayam. Lama kelamaan Kepala Desa Pinan merasa di bodohi. Lalu dengan tekat bulat kades pinana sekolah di Hias Kiri, kelas 3 beliau sudah diangkat menjadi RT Juhu tahun 1989 dan ketika kelas 6 SD beliau diangkat menjadi Kepala Desa Juhu di  tahun 1994, sampai sekarang. Kades pinan berpikir bahwa kemajuan bukan di mulai dari kemajuan ekonomi dan banyak uang tetapi dari pendidikan. Baik kembali kepada sejarahnya Pak Ijun awalnya Kepala Desa Pinan memerintahkan ke pada tujuh orang anak dari desa uhu untuk sekolah, tetapi Pak Ijun tidak mau karena tdak mau terpisah dari ibu beliau, karena ayah beliau meninggal 3 hari setelah Pak Ijun lahir  nama ibu beliau yaitu iu Hantian sedangkan ayah bernama Dayat karena kerasnya Kepala Desa Pinan untuk menjadikan 7 orang anak. Kepala Desa melakukan sosialisasi kepada orang tua 7 orang anak, ketujuh anak iu adalah Dunduk sekarang kuliah di akper Barabai, Rubi ( Stikip_ B. Ingris), Dumi (B. Indonesia), Abdi Permana ( Nganggur), Junaidi (Guru), Murniati (3 SMA) dan Maksum (Guru Aing Bantai). Akhirnya ke 7 anak itu sekolah di Juhu dan sekolahnya itu Dibalai Adat maupun di rumah Kepala Desa Pinan yang gurunya dari Hinas Kiri 2 orang bernama Ikis dan Asing. Ibunya Pak Ijun kawin lagi dengan Suahaidi dan  memiliki empat orang anak ( Ramina, Nesa dan Ana) dan satu meninggal  dunia. Lalu guru Ikis dan Asing  tidak jadi mengajar lagi  dan Pak Ijun kelas 3 pindah ke Hinas Kiri sampai SMA dan akhirnya jadi guru di Desa Juhu setelah tamat SMA. Selajutnya saya yang  mengajar, saya mengajar B. Inggris. Wah, anak-anak di sana sangat senang belajar B. Inggris. Selanjutnya Riza mengajarka kepada murid tentang lingkungan. jam menunjukkan pukul 12:03 Wita pelajaran pun selesai. Kami pun bersama anak-anak maupun Guru Ijun berfoto-oto. Kami pun ke balai adat  unntuk masak-masak, ya sperti biasanya kami bercanda-canda. Makan siap dimakan, makan…………… waw kami di beri beberapa buah kelapa. Sambil memandang alam lepas , indahnya dunia. Setelah itu saya tidur siang. Jam 05:01 Wita saya bangun dan pegi ke sungai cuci muka. Lalu saya keliling-keliling Desa Juhu. Dan akhirnya mampir di rumah Pak Abad, kami di jemu dengan minuman laang. Siang kelam malam menjelang anak-anak beliau satu persatu datang. Ruamah Pak Abad penuh dan terasa sekali kekeluargaannya. Malam pun larut kami pun masak-masak yah jangan di Tanya lagi kami selalu bercanda-canda, tunggu dulu jam 07:02 Wita satu-persatu warga berdatangan malam itu balai adat terasa ramai sekali saya, Iveh dan Riza masak air. Kekeluargaan di desa itu sangat erat. Dalam berbagai macam masalah selalu di lakukan secara musyawarah. Semakin lama Balai Adat terasa sunyi karena satu-persatu mereka pulang ke rumah masing-masing. Setelah habis orang kampung di Balai Adat selanjutnya makan…….. setelah makan kami berempat berkumul dan mendiskusikan apa yang ingin di lakukan keesokan hariya. Setelah itu kami tidur.
SELASA, 13 Juli 2010
 Jam 06:57 wita saya bangun tidur, biasa ke sungai. Setelah itu saya merebus air dan masak-masak, dan akhirnya makan. Setelah itu saya mandi sebelum mengajar. pagi itu matahari cerah sekali……… saya bergegas untuk mengajar. jam 08:08 Wita, Pak Ijun sudah masuk dan mengajar pelajaran Matematika. Pak Ijun sangat berbakat sebagai guru. Selanutnya Iveh yang mengajar pelajaran Ips jam  10:00 Wita waktunya istirahat. Sejam setelah itu murid-murid di suruh masuk dan selanjutnya saya yang mengajar dengan mata pelajaran B. Indonesia. Jam 11:35 wita. Murid-murid pulang ke tempat masing-masing. Sehabis itu saya ke asrama melihat sejenak keadan di dalam. Matahari sudah berada di atas kepala akhirnya kami ke balai adat sesampai di sana Pak Abad kepala RT terluka di jari tangan beliau, ketika berkebun, dengan segera saya mengambil obat merahuntuk mengobati beliau. Selanjutnya kami masak-masak dan makan…  sehabis makan kami sanatai sambil memandang alam di sekitar. Selanjutnya tidur, sehabis tidur saya ke sungai untuk mandi. Waktu itu Bang Ambo pergi bersama kades keladangnya. Kami pun keliling desa juhu lagi matahari pun mulai terbenam selanjutnya kami masak-masak seraya menunggu bang ambo, kami pergi kerumah kades untuk meminta buatkan gelang simpai  sesampai di rumah kades ternyata bang ambo disana. Yang pertama Iveh yang di buatkan gelang Simpai, Riza dan terakhir saya. Setelah selesai kami berempat ke balai desa untuk makan. Sehabis makan kami kerumah Kepala Desa untuk tidur disana.
RABU, 14 Juli 2010
Jam 06:30 wita saya bangun tidur, ya waktunya ke sungai. Lalu kami masak-masak dan selanjutnya kami masak nasi dan makan. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke desa haraan hulu, setelah makan kami ke rumah kades dan kami pun melanjutkan perjalanan yang di pandu oleh salah-satu orang juhu ke haraan hulu ketika itu jam 08:04 Wita dari rumah Kepala Desa. Kami ke Haraan Hulu melewati Gunung Peniti Batu setelah tanjakan akhirnya landai juga tanahnya. Akhirnya kami sampai di rumah pertama di haraan hulu. Kami disambut hangat, dan di suguhi teh, hingga berbagai macam kue-kue. Setelah itu kami melnjutkan perjalanan tujuan kami adalah Balai Adat Haraan Hulu. Kami di antar oleh orang Haraan Hulu bernama Dambik. Ternyata Haraan Hulu jumlah kepala keluarganya hanya 10, itu pun rumahnya terpisah-pisah jauh sekali bahkan satu bukit satu rumah. Akhirnya sampai di balai desa haraan hulu, sesampai di sana kami di sambut dengan sangat hangat, tentunya di suguhi air teh, bahkan kami di di suru makan nasi. Setelah itu saya pergi ke rumah tetangga yang jauhnya bukan main. Setelah berpuas-puas saya akhirnya kembali ke balai adat haran hulu.  Oh ya hari jumat diadakan acara adat namanya sit padi yang di lakukan setiap tahun. Malam pun datang dengan cepatnya kami saling berkengkrama dengan keluarga kepala adat di sana sampai sekitar jam 08:03 wita ketua adat memulai aksinya duduk di atas kupak (tempat padi yang di buat dari kelopak kayu besar berbentuk bulat) berisi padi. Dengan penerangan seadanya ketua adat membaca-baca bacaan atau orang sana menyebutnya bamamang, mata saya sudah tidak tahan lagi untuk tidur, waktunya tidur. Sesekali ketu adat bamamang dengan suara tinggi jadi nya terbangun, tidur lagi sampai jam 05:00 Wita.
KAMIS, 15 Juli 2010
Jam menunjukkan pukul 06:56 Wita saya bangun tidur, selanjutnya saya pergi ke sungai untuk besih-bersih. Lalu kami ya makan dan berbincang-bincang. Satu-persatu masyarakat juhu berdatangan. Jam 11:36 Wita acara sit padi kembali dilanjutkan lagi-lagi tanpa bahasa yang tidak kami pahami. Seraut wajah  gembira selalu terpancar di setiap wajah yang ada di balai adat begitu pula saya. Waw, kekeluargaan di sana sangat terasa tanpa ada batasan walaupun tak sedarah kandung. Lama- kelamaan saya jadi ngantuk, saya dan reza ke luar dan pergi kerumah tetangga, untuk melepas ngantuk. Setelah rasa ngantuk sudah tidak ada lagi, kami berdua kembali ke Balai Adat, ternyata acaranya ada istirahatnya juga. Saya kira tidak ada. Gerimis pun terkadang datang , sebagian  dari masyarakat sedang membuat bubur yang terbuat dari tepung berasa dan gula aren, kue ini selalu di aduk jangan sampai tediam. Acara sit padi dilanjutkan lagi, jam menunjukkan jam 05:07 wita. Akhirnya malam tiba, ketua adat akhirnya beraksi dengan berikat kepala yang berukirkan batik, berbakutkan sarung batik di ikat dengan selendang dan selendang yang juga terikat di leher bersama dengan 2 orang murid beliau. Waktunya tiba yaitu batandik (loncat-loncat mengelilingi sesajen) yang dipimpin ketua adat diikuti oleh murid serta siapa saja yang ingin ikut boleh saja. Saya merasa tertarik untuk ikut dan dari salah satu orang di sana menarik saya untuk ikut batandik sambil olahraga, malam itu sangat tak terasa.



JUMAT, 15 Juli 2010
Sekitar jam 02:11 acara sit padi pun selesai dengn diakhiri makan bubur yang di buat sore itu. hah, badan terasa letih sehabis batandik, sebelum tidur saya buang air kecil dulu dan akhirnya tidur. Waktunya tidur. Jam 06:58 wita saya bagun tidur lalu ke sungai biasa bersih-bersih.  Saya dan yang lain mempeking  barang masing-masing, selanjutnya kami makan-makan.  Pepisahan pun tak terelakkan, jam 08:05 wita  kami berangkat melanjutkan perjalanan, dengan tujuan puncak meratus (G. Besar)  kami di antar sampai simpangan terakhir Karena banyak sekali simpangan. Kami berempat selalu saling menjaga ya itulah Kompas “BORNEO” Unlam, keeluargaannya pun sangat erat. Kadang-kadang kami beistirahat melepas penat. Di jalan kami bertemu masyarakat yang ingin ke hinas kiri. Akhirnya kami sampai di simpang tiga haraan. Di simpang tiga haraan  kami makan snack-snack kering, saya ingin sekali menjadi orang pertama dari kami yang pertama ingin sampai ke puncak, akhirnya saya juga yang pertama sampai di puncak sekitar jam 15: 02 wita, dan di susul yang lain. Di puncak Riza mendeteksi dengan gps mengukur ketinggian G. Besar. Saya serasa berada di awan kadang-kadang awan membuka dirinya dan sangat luar biasa, waw……… ternyata Kalimantan Selatan kelihatan hijau sejauh mata memandang. Next, setelah itu kami makan-makan, serasa kami berada di tempat tertinggi seantero.  Setelah makan kami melanjutkan perjalanan, sesampai di mata air kami mendirikan tenda sekitar jam 18:04 wita. Saya, Riza,dan Bang Ambo mendirikan tenda sedangkan Iveh mempersiapka alat masak, setelah tenda berdiri kami pun masak-masak dan makan sambil curhat-curhat. Setelah itu Bang Ambo sudah tidur tapi kami bertiga masak singkong dan makannya di tenda sambil bercerita hantu. Dan akhir kata yaitu tidur.

SABTU, 16 juli 2010
Jam 07:09 wita, saya bangun tidur. Saya dan Riza menuju mata air, airnya dingin sekali seperti air es. Setelah itu kami merapikan tenda, masak dan makan. Selanjutnya mempeking barang-barang. Sebelu berangkat kami berdoa dan aka selalu menjaga. Tepat  Jam 08:00 wita, kami berangkat dai mata air di bawah G. Besar. Jam 15:15: kami tiba di sungai karuh, saya mandi di bawah Air Terjun Gus Dur dengan ketinggian sekitar 100 m. selanjutnya kami masak dan makan. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Di perjalana kmi bertemu Meratus Hijau sedang menjadi pemanadu orang-orang belanda yang ingin ke puncak G. Besar, dengn senangyuman kami menyapa orang-orang belanda begitu pula mereka. Jam  05:45 wita kami tiba di sungai , dan di tepi sungai terakhir menuju hinas kiri.  Kami berhenti mencari tampat yang mudah untuk didirikan tenda, saya, Riza dan Bang Ambo mendirikan tenda sedangkan Iveh bersih-bersih, terlewatkan yaitu pacat( hewan yang hanya hidup di daerah lembab hewan ini bertahan hidup dengan mengisap darah sejenis Lintah), kerap kali kami di hinggapi hewan satu ini. Bang ambo dan reza mencari sayur-sayur yang dapat di makan, dan mereka membaw jantung pisang, Sedapnya. Malam pun datang, kami masak-masak dan makan. Selanjutnya yaitu tidur sebelum itu kami bercerita hantu lagi.
MINGGU, 17 Juli 2010
Pagi datang malam hilang, jam menunjukkan pukul 06:34 saya bangun tidur, selanjutnya k sungai cuci muka, masak dan makan. Yah jam menunjukkan jam 08:12 wita kami berangkat untuk melanjutkan perjalanan sebelum itu kami berdoa dan selalu saling menjaga. Perjalanan di mulai kali ini hanya turunan  jadi agak mudah. Jam menunjukkan pukul 13:32 wita kami sampai di simpang tga sungai karuh. Saya dan reza berinisiatip supaya perjalanan agak cepat kami membawakan Carrier Iveh, akhitnya saya bergantian dengan Riza membawa carrier iveh, pada saat itu kami tancap gas. Tak beberapa jauh carrier di serahkan kembali kepada Iveh, Okelah kalau begitu. Tak jauh akhirya kami sampai di Desa Kiyo dan kami singgah untuk masak dan makan. Hah, akhirnya sampai juga di desa, setelah makan kami terus berjalan menuju hinas kiri akhirnnya sampai di Hinas Kiri sekitar jam 15:24 wita. Akhirnya kami tiba di rumah julak Ainun ketik itu julak Ainun pergi ke kebun. Setiba di sana kami mandi sambil membersihkan peralatan. Malam pun tiba kami pun masak dan makan, kali ini kami makan bersama julak beserta cucu-cucu beliau. Hari pun makin larut ketiak itu di seberang rumah julak ada yang sedag sakit dan diobati scara adat yaitu dengan mengundang ketua adat, tidak tau banyak tentang itu. tap kelihannya seru, saya ta tanagn lagi untuk tidur.
SENIN , 18 Juli 2010
Sekitar jam 04:05 wita, kami di bangunkan Bang Ambo menuju sungai, ternyata direndam di sungai saya dengnan Riza terpisah dengan Iveh. Kami masing-masingn membawa batu sebesar kepala, saya dan Riza batunya kami tangkup dan di pegang berdua sedangkan iveh hanya di akat sendiri kurang lebih 15 menit. Abang ambo merebus air untuk membuat teh untuk kami, kami saling curhat. Sekitar jam 06:05 Wita kami kembali ke rumah julak ainun, selanjutnya masak dan makan. Setelah akan kami duduk di depan rumah julak melihat anak-anak yang pergi sekolah. Jam 08:39 wita kami pergi ke tempat pengkreditn uang dan kami banyak bertanya kepada petugas di sana tentang menfaat dari didirikanya tempat itu. selanjutnya kami ke seklah smp ingin bertemu abang cek sambil Tanya-tanya masalah pendidikan tapi Bang Ceknya sedang mengajar. Jadi kami ke SD Dulu, maka kami ke SD Hinas Kiri, setelah itu kami makan mie dan akhirnya ke SMP hinas kiri itupun menunggu Bang Cek. Akhirnya kami ketemu juga Bang Cek. Setelah bertemu kami amit untuk le Rumah julak Ainun, di jalan kami bertemu tukang sayur, dan kami pun bertiga beli sayur. Dan selanjutnya masak-masak dan makan. Setelah makn saya tidur, sekitar jam 16:24 wita kami kerumah ketua adat, tapi sangat di sayangkan ketua adatnya pun tidak ada. Matahari pun tenggeam suasana ramai selalu menyelimuti desa hinas kiri, bahkan orang juhu ke hinas kiri, eh ternyata hari selasa pasar. Maknya orang juhu ke hinas kiri. Kami masak dan makan, lalu kami bertiga pergi ke tempat sekdes hinas kiri bernama Pak Suwan untuk menanyakan  Desa Kiyo, haraan dan juhu. Jam 20:57 wita kami ke asrama juhu di belakang Pasar Hinas Kiri, serasa brada di juhu kembali. Kami pun pulang ke Rumah julak Ainun untuk tidur. Teryata jam 23:00 wita tetangga yang sakit tadi meninggal dunia.

SELASA, 19 juli 2010
Pukul 06:58 wita saya bangun tidur, dan masyarakat banyak berkumpul di sebrang rumah Julak. Untuk menguburkannya. Saya dan reza pergi kepasar melihat-lihat suasana pada saat pasar. Setelah itu kami ke rumah julak. Sedangkan Julak dengan Iveh pergi ke pasar, mereka sudah memesan taksi untuk pulang ke Birayang. Kami masak dam makan, akhirnya tiba waktunya untuk pulang ke Banjarmasin, jam 13:08 wita kami berangkat dari Hinas Kiri menuju birayang. Sesampai di birayang kami di sambut oleh Bang Cek dan Bang Amak, dan kami di bawa ke rumah makan. Kami pulang bersam Bang Amak yang juga ingin ke Banjarbaru naik mobil Ka Novi, kami mampir kerumah Ka Novi sebentar dan selanjutnya berangkat. Sesampai di Banjarmasin Ka Novi membawa kami ke The kost (rumah makan) unytuk makan-makan. Sehabis makan kami di sambut oleh Bang Aan, Bang Ambo, Ka Shinta, Ka Iveh dan Ka Winda. Sebelum masuk sekre kami megucapkan  

KODE ETIK PENCINTA  ALAM INDONESIA
Pencinta alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Pencinta alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab terhadap tuhan yang maha Esa, Bangsa dan Tanah Air.
Pencinta alam Indonesia sadar bahwa segenap pencinta alam adalah saudara sebagai makhluk yang memiliki alam sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa.
Sesuai dengan hakikat diatas, kami dengan kesadaran meyatakan sebagai berikut:
1.      Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Memelihara Alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhan
3.      Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air
4.      Menghargai tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia sebagai kerabatnya
5.      Berusaha mempererat tali persaudaraan antara sesame pencinta alam sesuai dengan Asas Pencinta Alam
6.      Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pengabdian kepada Tuhan, Bangsa dan Negara
7.      Selesai

PENGUCAPAN JANJI
Saya berjanji:
1.      Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nama baik Kompas “Borneo” Unlam dimanapun berada
3.      Menjaaga, memanfaatkan dan melestarikan alam dan lingkungan secara arif dan bijaksana sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
4.      Menghormati tata kehidupan dan adat istiadat masyarakat yang ada sebagai sesama umat manusia
5.      Menjunjung tinggi almamater dan tri darma perguruaan tinggi

Dan menjawab pernyataan:
1.      Bersediakah saudara dilantik menjadi anggota Kompas “Borneo” Unlam?
2.      Nersediakah saudara menaati dan mematuhi segala peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dalam Kompas “Borneo” Unlam?
3.      Bersediakah saudara menaati dan mematuhi segala bentuk sanksi jika saudara melanggar peraturan yang ada dalam organisasi  berdasarkan AD/ART dan peraturan dalam Kompas “Borneo” Unlam
4.      Bersediakah saudara menyumbangkan tenaga dan pikiran baik secara moril maupun meteril untuk kepentingan dan kemajuan Kompas “Borneo” Unlam?
5.      Bersediakah saudara mendahulukan kepentingan organisasi di atas kepentingan organisasi dan golongan dalam Kompas “Borneo” Unlam?

Semua menjawab serempak yaitu “YA”. Ketik membaca kode etik riza menjadi komando dan kami mengiringinya.  Malam yang indah.
Huh sejarah perjalanan yang sangat menyenangkan. OK.