Rabu, 29 Februari 2012

sebuat catatan perjalan saudara (ancalatara)

JELAJAH MERATUS 2010
PENDAHULUAN

Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi di Kalimantan Selatan. Ibu kota kabupaten ini terletak di Barabai. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.472 km dan berpenduduk sebanyak 223.402 (Tahun 2000). Dengan Motto adalah “Murakata”. Makanan khas adalah kue Apam.
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) memiliki tujuh kabupaten, yaitu: Batang Alai Timur (BAT), Batang Alai Utara (BAU), Batang Alai Selatan (BAS), Batu Benawa, Hantakan, Limpasu, dan Haruyan. Mata pencaharian masyarakat Barabai bervariasi. Diantaranya adalah pertanian, perkebunan, dan perdagangan.  Tetapi masyarakat disana lebih mengandalkan. Batas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Djohansyah mengatakan, penentuan titik dan pertigaan batas daerah antara Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara (HSU) sudah ada kesepakatan. Namun, untuk batas pertigaan Kabupaten HST, HSU termasuk Hulu Sungai Selatan (HSS) sejauh mata memandang hanya berupa sungai dan rawa, sehingga masih bersifat sementara untuk ketiga kabupaten. Kemudian pada tanggal 6 Juli 2010 dilaksanakanlah penulusuran dan survey tentang penegasan dan kemudian di sepakati batasan-batasannya yaitu di titik A dengan koordinat x = 0295232 dan y = 9716319.
Batas itu meliputi wilayah Desa Mantas (HST) dan Peharangan (HSS) serta batas pertigaan HSS – HST – HSU dengan koordinat x = 0294834 dan y = 9717488 yang meliputi Desa Mantas (HST), Hakurung (HSS), Sungai Zam-Zam (HSU) di pertigaan Sungai Awang Birik, dan Sungai Banyu Miris.
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menyimpan banyak kekayaan, baik dari segi keanekaragaman flora dan fauna. Di Hulu Sungai Tengah (HST) terdapat kawasan Meratus yang memiliki luas 46.270 ha dengan Halau-Halau sebagai puncak tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdapat di HST dengan Puncak Meratus (Halau-Halau) dengan titik koordinat 02 42’ 38 LS dan 115 37’33’ BT.
Pegunungan Meratus menyimpan potensi hayati yang sangat menarik. Salah satunya adalah burung. Sebuah survey (Meratus Expediton 2005) menjumpai 316 jenis keanekaragaman hayati di kawasan Pegunungan Meratus. Selain itu terdapat keanekaragaman tunbuh-tumbuhan, terutama yang terkenal adalah anggrek dan pohon meranti. Ada beberapa anggrek endemik Meratus yaitu Anggrek Phapioedium, Aerides Odorata, Cymbodium, Dedrobium Crumenatum, dan Grammatophyllumspeciosum.
A.    Latar belakang
Kalimantan Selatan memiliki berjuta pesona yang banyak menyimpan misteri. Di antara keagungan Kalimantan Selatan yaitu Hutan Meratus, dengan di kenal secara universal baik lokal, nasianal, bahkan internasional. Untuk itu kami Tim Jelajah Meratus 2010 ingin mengungkap seberapa besar potensi-potensi yang dapat digali di kawasan meratus ini.

B.    Maksud dan Tujuan
       Kegiatan Jelajah Meratus 2010 yang dilaksanakan oleh KOMPAS “BORNEO” UNLAM kali ini adalah sebagai program pemantapan dan penelitian. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk memberi masukan–masukan yang dapat digunakan untuk membuat suatu kebijaksanan terhadap potensi kawasan Meratus berdasarkan dengan azas konservasi (pemanfaatan, perlindungan, dan pelestarian).

       Kegiatan ini ditujukan kepada semua Tim Jelajah Meratus 2010 untuk mengasah kemampuan dalam berbagai bidang yang diantaranya adalah survival, penggunaan navigasi darat, dan lain-lain. Kegiatan Jelajah Meratus ini juga bertujuan untuk melatih anggota agar dapat beradaptasi secara langsung pada lingkungan baru dan melatih observasi individual baik itu Budaya, Perubahan-Perubahan, Pendidikan dan lain-lain.

C.    Waktu dan Rute
           
            Waktu penilitian dan pemantapan “Jelajah Meratus” kali ini di laksanankan pada Tanggal 7-19 juli 2010 dan  rute perjalanan utama  yaitu dari Hinas Kiri, Juhu, Haraan Hulu, dan Puncak Meratus (Halau-Halau).

D.    Peralatan

            Peralaatan yang digunakan  milik Kompas “Borneo” Unlam dalam Penelitian dan pemantapan kali ini, yaitu:
1.      Tenda
2.      Trangea
3.      Matras
4.      Carrier
5.      Senter
6.      Gps
7.      Peta
8.      Kompas sudut/bidik
9.      Protaktor
10.  Kamera digital
11.  Pisau
12.  Parang
13.  Sendok
14.  Gelas
15.  Piring
16.  Galon kecil















LAPORAN INDIVIDU

RABU, 7 Juli 2010
            Jam 07:00 wita, kami berangkat dari sekre Banjarmasin.  Saya (Pajrianoor / Acim), bang Aan, Riza dan Iveh naik taksi yang langsung berangkat ke Birayang. dan tiba di birayang jam 13:03 wita, kami beristirahat sebentar di Rumah Bang Anang, ternyata bang Anangnya tidak ada, yang ada cuma adiknya saja. Tak apa lah, saya Shalat Zuhur dan selanjutnya nyantai-nyantai. Setelah itu  kami naik ojek  sampai ke Tandilang dan selanjutnya pemanasan, jalan kaki.
Jam 18:02 Wita kami tiba di rumah Julak (Bibi) Ainun. Kami disambut hangat oleh Julak ainun. Julak dengan segera membuatkan air teh untuk kami. Serasa penat sekajap pun hilang. Saya dan Iveh pergi ke sungai mandi-mandi, ternyata di sungai banyak juga anak-anak mandi dengan exspresinya yang lugu mereka saling bercanda-canda.
Setelah itu kami masak-masak sambil dibantu julak ainun. Julak ainun tinggal di desa Hinas Kiri Kec. Batang Alai Timur Rt. 02 No. 93. Dengan kode pos 71381. Julak ainun tidak hanya sendiri beliau ditemani oleh cucu-cucunya bernama Abon (sekolah di sdn hinas kiri), Ica dan Aluh ( sekolah di SMP Hinas Kiri). Dengan adanya cucu beliau malam itu terasa ramai apalagi di Hinas Kiri ketika malam hari ramainya bukan main, di siang hari masyarakat pergi kekebun masing-masing.
Jam menunjukkan pukul 22:05 Wita, julak Ainun sudah mempersiapkan alas tidur, akhirnya saya tidur. Jam 07:32 Wita saya bangun pagi. Pagi itu julak Ainun sudah masak nasi dan merebus air, saya pergi ke sungai melepas dahaga tertahan (buang air kecil). Sehabis itu saya pergi ke dapur untuk masak-masak. Pagi itu masyarakat setempat pergi kekebun mereka masing-masing, setelah itu kami makan pagi. Jam menunjukkan jam 07:37 Wita, kami duduk-duduk di depan ruamah julak melihat kebiasaan orang-orang di sana pada pagi harinya. Tak lama guru Anang datang, ternyata guru anang memeriksa perlengkapan kami terutama makanan.
Setelah guru Anang mengecek, dan ada yang kurang kami langsung pergi ke warung untuk menambahkan keperluan. Setelah itu saya ke sungai, mandi. Dan selanjutnya tidur siang.  Malam tiba kami pun masak dan makan. Setelah itu kami diskusi sebentar untuk merencanakan apa yang ingin dilakukan ke esokan harinya, setelah itu saya tidur.
KAMIS, 8 Juli 2010
Pagi yang dingin kira-kira pukul 07:24 Wita, saya bangun tidur, seperti biasanya julak selalu bangun pagi untuk merebus air dan masak nasi. Saya bangun dari tempat tidur dan langsung ke sungai untuk mengambil air wudhu, setelah itu saya shalat setelah shalat saya ke dapur membantu julak masak, setelah itu kami  makan pagi. Sekitar jam 08:45 Wita, kami duduk santai. Tak berselang lama kami berinisiatif untuk kerumah ketua adat, ternyata kami memutuskan untuk pergi ke rumah kepala desa bernama Mastur. Di sana kami di beri profil Desa Hinas kiri, walaupun tidak sepenuhnya lengkap selain itu kami berbincang-bincang bersama kepala desa hinas kiri, perbincangan itu sangat mengasikkan karena kepala desanya Gokil juga. Kami dilihatkan oleh pak Mastur gelang yang selau  berisi biji besi kira-kira sebesar peluru sepeda, dan dilapisi kuningan.  Setelah itu kami menuju ke rumah julak Ainun. Kami masak-masak dan makan setelah itu saya tidur siang. Tak berapa lama  hujan turun. Kami berinisiatip untuk ke rumah Tutuha (Kepala adat atau kampung).
kira-kira jam 04:12 Wita, Setelah kami tiba di rumahnya. Ternyata orang yang kami cari belum datang karena beliau pergi kekebun. Kami tak berputus asa, kami kembali kerumah julak. Magrib pun tiba saya shalat magrib setelah itu kami masak-masak dan makan. Selanjutnya kami pergi untuk kesekiankalinya ke rumah tutuha adat, ternyata beliau ada. Kami ditemani Abon cucu julak Ainun. Kami berbincang-bincang dengan tutuha kampung bernama Pak Matarsin. Pak Matarsin bercerita banyak tentang kehidupan beliau dulu, tetapi beliau tidak terlalu jelas menerangkan kepada kami mungkin karena cara bahasanya lebih kental Berbahasa Dayak Meratus.
Setelah serasa cukup untuk berbincang kami pun kembali kerumah jualak Ainun. Sekitar jam 21:36 wita, julak Ainun sudah menyiapkan alas tidur. Tak berselang lama saya dan yang lainnya mengistirahatkan badan. Sebelum kami tidur kami pun mengevaluasi kegiatan yang telah di tugaskan. Beberapa jam berlalu ternyata Bang Ambo dengan Isah ( keluarga julak Ainun yang tinggal di desa Kiyo)  datang menyusul kami, setibanya Bang Ambo di  rumah julak Ainun. Kami menghentikan  rapat evaluasi.  Setelah itu, tubuh saya terasa pegal-pegal.serasa ingin  tidur, hah…………… akhirnya dapat juga beristirahat
JUMAT, 9 Juli 2010
            Saya pun bangun tidur pagi  sekitar jam 06:03Wita. Saya pun langsung bersih-bersih dan shalat subuh. Saya dan teman-teman langsung ke dapur untuk masak-masak. Setelah makan kami pun mempeking barang-barang yang serasa kurang. Tibalah waktunya untuk menjelajah meratus. Jam menunjukkan jam 08:01 wita, sebelum berangkat kami selalu berkumpul untuk di beri nasehat ataupun pesan-pesan dari senior selanjutnya berdoa dan foto-foto. Jam 08:15 wita, kami memulai melangkahkan kaki senandung keramaian pun lama kelamaan menghilang. Waw, baru beberapa langkah, saya sudah di hajar tanjakan, bagaimana di tanjakkan sebenarnya. Selama perjalanan dari hinas kiri menuju kiyo kami bersama julak Ainun yang ingin pergi ke  Desa Kiyo mau berkebun. Lama-kelamaan kami sampai di desa kiyo dan beristirahat sebentar, minum-minum di rumah isah temannya Bang Ambo, sambil ngobrol-ngobrol sama keluarganya isah sekitar jam 08:59 wita.
Jam 09:21wita kami melanjutkan perjalanan kami, sedikit berjalan dan melewati jembatan gantung sampailah sudah kami di kebun julak ainun. Setibanya kami dikebun julak ainun, kami minta sedikit Lombok kecil untuk penambah rasa nantinya. Setelah itu kami berangkat lagi. Oh, rupanya sudah ada jalan setapak yang kini sudah di buatsecaran beton oleh pemerintah terutama dari PNPM PISEW dengan tenaga kerja rakyat setempat dan biayanya sebesar 50 juta yang di gunakan secara berangsur-angsur oleh masyarakat setempat dengan 3 gelombang (gelombang pertama 15 juta begitu pula seterusnya) dengan panjang 557m. 09:47 wita kami tiba dijembatan gantung kedua, ya namanya Jembatan Gantung Babau. Ternyata tidak sampai di 557 m setelah jembatab gantung babau di buat pula jalan beton yang dananya sama seperti pengerjaan jalan sebelum jembatan babau. Kami duduk sebentar untuk bertegur sapa dengan masyarakat yang sedang mengerjakan pembuatan jalan. Pengerjaan jalan kedua ini akan dikerjakan sepanjang 600 m dari jembatan babau.
Setelah bertegur sapa kami mulai melanjutkan perjalanan, ternyata medannya tidak semudah yang saya bayangkan. Tidak beberapa jauh berhenti, mungkin itu pemanasan. Sampailah kami di Simpang Tiga Penitiranggang jam 01:17 wita. Kami disana makan siang. Setelah beberapa lama kami melanjutkan perjalanan, menuju Desa Juhu. Hari pun beranjak senja. Pada hari itu hujan sangat lebat, jam menunjukkan jam 18.12 wita kami beristirahat dan mendirikan tenda. Malm pun menjelang kami masak-masak dan makan, saya tidur bersama Bang Aan sedangkan yang lain tidur bertiga Bang Ambo, Riza dan Iveh.
SABTU, 10 Juli 2010
Pagi menjelang jam 06:03 wita saya bangun pagi, dan berbersih diri. Saya, Riza, Bang Aan dan Bang Ambo mempeking tenda sedangkan Iveh masak-masak, ya tenda clean makanan pun siap untuk disantap. Setelah makan kami mempeking semua barang. Kami melanjutkan perjalanan jam 08:05 wita, dan terlebih dahulu berdoa. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan, hari yang indah, walaupun hari pada waktu itu mendung tapi lama-kelamaan awan hitam terusir oleh cerahnya mentari pagi.
Kaki gunung Alai, tanjakan kaki gunung di hari ke empat ini sangat menguras tenaga. Gunung Alai masih banyak menyimpan banyak kekayaan alam. Di perjalanan kami banyak menemui pohon-pohon meranti yang besar-besar, tak hanya itu bermacam-macam suara burung-burung dari kejauhan terasa merdu pengganti music di perkotaan. kilai kami beristirahat sebentar  ngemil-ngemil kulit roti rasanya nikmnat…. Sekali….. sambil bercanda-canda. Di perjalanan kami bertemu dengan orang-orang juhu yang ingin ke Hinas Kiri tujuan mereka yaitu membeli keperluan rumah tangga seperti garam, asam jawa, ikan asin dan lain-lain. Tak hanya laki-lakinya para ibu-ibu dan anak-anak pun ikut. Anak-anak itu ke hinas kiri ternyata berjuang demi masa depan nya untuk sekolah. Kan ada sekolah di juhu. Mengapa ya nanti…. Jawabannya.
Setelah sedikit bercengkrama dengan orang-orang Juhu mereka melanjutkan perjalanan mereka begitu pula dengan kami, tak sampai di Puncak Gunung Kilai akhirnya kami menemukan air, walaupun airnya tidak terlali banyak, Bang Ambo dengan segera mengisi air di galon kecil. Tak jauh dari situ ternyata ada sungai. Disungai itulah kami makan siang. Air disungai itu seperti air es, dingin sekali….. iveh, reja, dan bang aan masak-masa.
MINGGU, 11 Juli 2010
Sekitar jam 06:45 wita saya bangun tidur, wah sakit sekali badan saya kaena tidur malam tidak nyenyak, because saya tidur di bivak yang telah di buat oleh orang yang pernah bermalam di sisi sungai yang sama. Kami tidur berlima di bivak yang kecil. Yah…. Tak apa-apa selanjutnya saya mulai membersihkan badan dan selenjutnya kami merebus air dengan coklat, sedap………… . hai saya akhirnya masak sardine. Semuanya sudah siap di santap.makan…………. . setelah itu kami mempeking barang- barang untuk melanjutkan perjalaan. Tau-tau perut saya terasa sakit, saya mencari tempat yang aman untuk membuang kotoran, ternyata ada tempat yang tepat. Ehm………… lega rasanya, setelah itu kami berdoa sebelum berangkat dan akhirnya berangkat. Sekitar jam 08:13 wita. Perjalanan kali ini terasa susah karena medan penuh dengan tanjakan dan becek-becek. Ketika terlihat kebun karet hati terasa senang, terfikir oleh saya bahwa rumah penduduk sudah dekat, ternyata masih jauh.
Saya ingin sekali  melihat untuk pertama dari teman-teman saya, ternyata Bang Aan yang terlebih dahulu. Itu pun saya harus saling membalap dengan Bang Aan. Ya sudah. Akhirnya, sampai juga di desa juhu. Kesan pertama yang aku rasakan tidak seperti yang aku fikirkan, aku kira orang-orang di sana masih memakai baju adat pokoknya pedalaman banget, ternyata salah disana sudah ada listrik bertenaga sinar matahari.
 Ketika di bali desa kami di smbut ketua RT, bernama Pak Abad. Kami bercengkrama sebentar, dan kami di izinkan untuk tidur di balai desa untuk beberapa hari. Saya langsung membersihkan badan. Hmm… segar sekali air di sana, seperti air es. Selanjutnya saya merebahkan badan untuk melepas semua kepenatan yang ada. Sorenya kami keliling-keliling kampun meliat-liat apa-apa kebisaan yang dikerjakan oleh orang di sana.
Matahari pun tenggelam dengan seiring waktu, malam itu kami sedang masa-masak. Krek.. ada tamu, lalu ada lagi ternyata banyak yang menjenguk kami………. Wah malam itu serasa sudah berada di sekitar orang-orang yang ku kenal erat. Di sini kesalahan kami, membawa gula tiak banyak, kami tak tau orang sana sangat doyan yang manis-manis.  Setelah itu mereka pulang semua. Dan kami makan-makan. Kami melakukan rapat tentang apa-apa yang akandilakukan keesokan harinya. Saya dapat tugas untuk mengobservasi kea rah pendidikan. Tak apa, akhirnya kami tidur.  
SENIN, 12 Juli 2010
            Suasana hening serta kabut yang menusuk sampai ke tulang, pagi yang damai membuat saya terbangun dari tidur ketika jam menunjukkan pukul 06:56 wita. Padahal setiap pagi saya malas bangun tidur. Yah mungkin saking dinginnya saya tak bisa tidur lagi, bangun tidur, bangun tidur. Saya pastinya tujuan utama bangun tidur yaitu buang air kecil. Kabut di pagi itu masih menyelimuti pemandangan sekitar, pada hari senin kami hanya tinggal berempat saya, reja, iveh dan bang ambo sedangkan bang aan sudah pulang duluan karena ingin mengikuti acara panjat tebing di banjar baru yang di adakan Mapala Graminie. Walaupn sedikit kami selalu oktimis dalam melakukan perjalanan.
            Setelah habis dari sungai saya dan yang lain  langsung masak-masak sambil bercanda-canda. Makanan sudah siap selanjutnya aalah menyemes makanan, hahaha. Dengan semangat saya pergi ke sungai untuk mandi-mandi agar tidak bau, next. Kemudian kami ke sekolahan juhu nama sekolahnya adala SD Gus Dur. Sesampai di sekolah kami meminta izin kepada  guru di sana untuk berkenan memberikan izin kepada kami bertiga (saya, Riza dan Iveh) mengajar di sekolah itu, tapi kami hanya menemui satu guru nama guru itu guru junaidi (pak Ijun), lalu kemana guru yang lain. Kata Bapak Ijun guru disini hanya 3 (Budianor, Khadijah dan Faujan) yang berasal dari Batu Kambar dan mereka datang kesini setelah beberapa hari setelah beberapa hari anak-anak masuk sekolah. Kami pun di izinkan. Kami mengajar hanya satu kelas (gabungan beberapa kelas yaitu kelas 1,2,4,5,dan 6). Padahal kata Pak Ijun anak-anak di sana berjumlah 64 murid, tetapi kebiasaan orang tua yang membawa anak-anakya ke kebun maupun ke hutan, padahal sosialisasi oleh guru-guru setempat sudah di lakukan baik pada saat acara adat maupun acara pengantenan. Awal kami mengajar terlebih dahulu kami saling berkenalan baik dari kami bertiga maupun dari murid-murid. Yang pertama saya yang memperkenalkan diri. Murud-murid di sana malu-malu tapi lama-kelamaan kami dan mereka dapat beradaptasi dengan baik, dan mereka satu persatu memerkenalkan diri meju kedepan yang pertama:
1.      DEWI, Kelas satu mata pelajaran yang paling di suka adalah Ipa
2.      SITI, kelas lima mata pelajaran yang paling di suka adalah Matematika
3.      CIKA, kelas empat mata pelajaran yang paling di suka adalah Bahasa Indonesia
4.      UPI, kelas empat mata pelajaran yang paling di suka adalah Bahasa Indonesia
5.      ADIT, kelas lima mata pelajaran yang paling di suka adalah Penjaskes
6.      ALI, Kelas empat mata pelajaran yang paling disuka adalah Ipa
7.      AGI, kelas dua mata pelajaran yang di suka adalah Ipa
8.      IDIM, kelas satu baru pindah dari Bincatan, ia dari Bincatan berjalan selama 2 Jam
9.      SALVI, kelas satu

Disamping Sekolahan Gus Dur terdapat asrama gabungan baik dari Bincatan, Haraan Hulu dan Hilir, bakan dari Kota Baru. Untuk pertama kali mengajar adalah Iveh dan iamengajarkan Bahasa Indonesia kepada murid-murid. sedangkan saya dan Reza berbincang- bincang dengan Bapak Ijun, Bapak Ijun banyak bercerita tentang riwayat hidup Pak Ijun, baik dari kecil sampai bisa mengajar.
Dengan wajah Sumringah bapa yang satu ini memulai cerita dengan menyebutkan namanya, nama sebenarnya adalah Junaidi berumur 19 tahun, pekejaan beliau adalah guru dan berkebun. Lulusan SMA 3 Barabai. Pada awalnya pemekasa untuk memulai anak-anak juhu utuk sekolah adalah Kepala Desa bernama Pinan, ketika tahun 1967 para petugas Pemilu zamannya Presiden Soharto datng Kepela Desa Juhu dan diam di Balai adat hari pertama petugas pemilu meminta ayam hidup kepada ibunda Kepala Desa Pinan pada saat itu Pinan masih kecil, keesokan harinya petugas pemilu meminta lagi ayam. Lama kelamaan Kepala Desa Pinan merasa di bodohi. Lalu dengan tekat bulat kades pinana sekolah di Hias Kiri, kelas 3 beliau sudah diangkat menjadi RT Juhu tahun 1989 dan ketika kelas 6 SD beliau diangkat menjadi Kepala Desa Juhu di  tahun 1994, sampai sekarang. Kades pinan berpikir bahwa kemajuan bukan di mulai dari kemajuan ekonomi dan banyak uang tetapi dari pendidikan. Baik kembali kepada sejarahnya Pak Ijun awalnya Kepala Desa Pinan memerintahkan ke pada tujuh orang anak dari desa uhu untuk sekolah, tetapi Pak Ijun tidak mau karena tdak mau terpisah dari ibu beliau, karena ayah beliau meninggal 3 hari setelah Pak Ijun lahir  nama ibu beliau yaitu iu Hantian sedangkan ayah bernama Dayat karena kerasnya Kepala Desa Pinan untuk menjadikan 7 orang anak. Kepala Desa melakukan sosialisasi kepada orang tua 7 orang anak, ketujuh anak iu adalah Dunduk sekarang kuliah di akper Barabai, Rubi ( Stikip_ B. Ingris), Dumi (B. Indonesia), Abdi Permana ( Nganggur), Junaidi (Guru), Murniati (3 SMA) dan Maksum (Guru Aing Bantai). Akhirnya ke 7 anak itu sekolah di Juhu dan sekolahnya itu Dibalai Adat maupun di rumah Kepala Desa Pinan yang gurunya dari Hinas Kiri 2 orang bernama Ikis dan Asing. Ibunya Pak Ijun kawin lagi dengan Suahaidi dan  memiliki empat orang anak ( Ramina, Nesa dan Ana) dan satu meninggal  dunia. Lalu guru Ikis dan Asing  tidak jadi mengajar lagi  dan Pak Ijun kelas 3 pindah ke Hinas Kiri sampai SMA dan akhirnya jadi guru di Desa Juhu setelah tamat SMA. Selajutnya saya yang  mengajar, saya mengajar B. Inggris. Wah, anak-anak di sana sangat senang belajar B. Inggris. Selanjutnya Riza mengajarka kepada murid tentang lingkungan. jam menunjukkan pukul 12:03 Wita pelajaran pun selesai. Kami pun bersama anak-anak maupun Guru Ijun berfoto-oto. Kami pun ke balai adat  unntuk masak-masak, ya sperti biasanya kami bercanda-canda. Makan siap dimakan, makan…………… waw kami di beri beberapa buah kelapa. Sambil memandang alam lepas , indahnya dunia. Setelah itu saya tidur siang. Jam 05:01 Wita saya bangun dan pegi ke sungai cuci muka. Lalu saya keliling-keliling Desa Juhu. Dan akhirnya mampir di rumah Pak Abad, kami di jemu dengan minuman laang. Siang kelam malam menjelang anak-anak beliau satu persatu datang. Ruamah Pak Abad penuh dan terasa sekali kekeluargaannya. Malam pun larut kami pun masak-masak yah jangan di Tanya lagi kami selalu bercanda-canda, tunggu dulu jam 07:02 Wita satu-persatu warga berdatangan malam itu balai adat terasa ramai sekali saya, Iveh dan Riza masak air. Kekeluargaan di desa itu sangat erat. Dalam berbagai macam masalah selalu di lakukan secara musyawarah. Semakin lama Balai Adat terasa sunyi karena satu-persatu mereka pulang ke rumah masing-masing. Setelah habis orang kampung di Balai Adat selanjutnya makan…….. setelah makan kami berempat berkumul dan mendiskusikan apa yang ingin di lakukan keesokan hariya. Setelah itu kami tidur.
SELASA, 13 Juli 2010
 Jam 06:57 wita saya bangun tidur, biasa ke sungai. Setelah itu saya merebus air dan masak-masak, dan akhirnya makan. Setelah itu saya mandi sebelum mengajar. pagi itu matahari cerah sekali……… saya bergegas untuk mengajar. jam 08:08 Wita, Pak Ijun sudah masuk dan mengajar pelajaran Matematika. Pak Ijun sangat berbakat sebagai guru. Selanutnya Iveh yang mengajar pelajaran Ips jam  10:00 Wita waktunya istirahat. Sejam setelah itu murid-murid di suruh masuk dan selanjutnya saya yang mengajar dengan mata pelajaran B. Indonesia. Jam 11:35 wita. Murid-murid pulang ke tempat masing-masing. Sehabis itu saya ke asrama melihat sejenak keadan di dalam. Matahari sudah berada di atas kepala akhirnya kami ke balai adat sesampai di sana Pak Abad kepala RT terluka di jari tangan beliau, ketika berkebun, dengan segera saya mengambil obat merahuntuk mengobati beliau. Selanjutnya kami masak-masak dan makan…  sehabis makan kami sanatai sambil memandang alam di sekitar. Selanjutnya tidur, sehabis tidur saya ke sungai untuk mandi. Waktu itu Bang Ambo pergi bersama kades keladangnya. Kami pun keliling desa juhu lagi matahari pun mulai terbenam selanjutnya kami masak-masak seraya menunggu bang ambo, kami pergi kerumah kades untuk meminta buatkan gelang simpai  sesampai di rumah kades ternyata bang ambo disana. Yang pertama Iveh yang di buatkan gelang Simpai, Riza dan terakhir saya. Setelah selesai kami berempat ke balai desa untuk makan. Sehabis makan kami kerumah Kepala Desa untuk tidur disana.
RABU, 14 Juli 2010
Jam 06:30 wita saya bangun tidur, ya waktunya ke sungai. Lalu kami masak-masak dan selanjutnya kami masak nasi dan makan. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke desa haraan hulu, setelah makan kami ke rumah kades dan kami pun melanjutkan perjalanan yang di pandu oleh salah-satu orang juhu ke haraan hulu ketika itu jam 08:04 Wita dari rumah Kepala Desa. Kami ke Haraan Hulu melewati Gunung Peniti Batu setelah tanjakan akhirnya landai juga tanahnya. Akhirnya kami sampai di rumah pertama di haraan hulu. Kami disambut hangat, dan di suguhi teh, hingga berbagai macam kue-kue. Setelah itu kami melnjutkan perjalanan tujuan kami adalah Balai Adat Haraan Hulu. Kami di antar oleh orang Haraan Hulu bernama Dambik. Ternyata Haraan Hulu jumlah kepala keluarganya hanya 10, itu pun rumahnya terpisah-pisah jauh sekali bahkan satu bukit satu rumah. Akhirnya sampai di balai desa haraan hulu, sesampai di sana kami di sambut dengan sangat hangat, tentunya di suguhi air teh, bahkan kami di di suru makan nasi. Setelah itu saya pergi ke rumah tetangga yang jauhnya bukan main. Setelah berpuas-puas saya akhirnya kembali ke balai adat haran hulu.  Oh ya hari jumat diadakan acara adat namanya sit padi yang di lakukan setiap tahun. Malam pun datang dengan cepatnya kami saling berkengkrama dengan keluarga kepala adat di sana sampai sekitar jam 08:03 wita ketua adat memulai aksinya duduk di atas kupak (tempat padi yang di buat dari kelopak kayu besar berbentuk bulat) berisi padi. Dengan penerangan seadanya ketua adat membaca-baca bacaan atau orang sana menyebutnya bamamang, mata saya sudah tidak tahan lagi untuk tidur, waktunya tidur. Sesekali ketu adat bamamang dengan suara tinggi jadi nya terbangun, tidur lagi sampai jam 05:00 Wita.
KAMIS, 15 Juli 2010
Jam menunjukkan pukul 06:56 Wita saya bangun tidur, selanjutnya saya pergi ke sungai untuk besih-bersih. Lalu kami ya makan dan berbincang-bincang. Satu-persatu masyarakat juhu berdatangan. Jam 11:36 Wita acara sit padi kembali dilanjutkan lagi-lagi tanpa bahasa yang tidak kami pahami. Seraut wajah  gembira selalu terpancar di setiap wajah yang ada di balai adat begitu pula saya. Waw, kekeluargaan di sana sangat terasa tanpa ada batasan walaupun tak sedarah kandung. Lama- kelamaan saya jadi ngantuk, saya dan reza ke luar dan pergi kerumah tetangga, untuk melepas ngantuk. Setelah rasa ngantuk sudah tidak ada lagi, kami berdua kembali ke Balai Adat, ternyata acaranya ada istirahatnya juga. Saya kira tidak ada. Gerimis pun terkadang datang , sebagian  dari masyarakat sedang membuat bubur yang terbuat dari tepung berasa dan gula aren, kue ini selalu di aduk jangan sampai tediam. Acara sit padi dilanjutkan lagi, jam menunjukkan jam 05:07 wita. Akhirnya malam tiba, ketua adat akhirnya beraksi dengan berikat kepala yang berukirkan batik, berbakutkan sarung batik di ikat dengan selendang dan selendang yang juga terikat di leher bersama dengan 2 orang murid beliau. Waktunya tiba yaitu batandik (loncat-loncat mengelilingi sesajen) yang dipimpin ketua adat diikuti oleh murid serta siapa saja yang ingin ikut boleh saja. Saya merasa tertarik untuk ikut dan dari salah satu orang di sana menarik saya untuk ikut batandik sambil olahraga, malam itu sangat tak terasa.



JUMAT, 15 Juli 2010
Sekitar jam 02:11 acara sit padi pun selesai dengn diakhiri makan bubur yang di buat sore itu. hah, badan terasa letih sehabis batandik, sebelum tidur saya buang air kecil dulu dan akhirnya tidur. Waktunya tidur. Jam 06:58 wita saya bagun tidur lalu ke sungai biasa bersih-bersih.  Saya dan yang lain mempeking  barang masing-masing, selanjutnya kami makan-makan.  Pepisahan pun tak terelakkan, jam 08:05 wita  kami berangkat melanjutkan perjalanan, dengan tujuan puncak meratus (G. Besar)  kami di antar sampai simpangan terakhir Karena banyak sekali simpangan. Kami berempat selalu saling menjaga ya itulah Kompas “BORNEO” Unlam, keeluargaannya pun sangat erat. Kadang-kadang kami beistirahat melepas penat. Di jalan kami bertemu masyarakat yang ingin ke hinas kiri. Akhirnya kami sampai di simpang tiga haraan. Di simpang tiga haraan  kami makan snack-snack kering, saya ingin sekali menjadi orang pertama dari kami yang pertama ingin sampai ke puncak, akhirnya saya juga yang pertama sampai di puncak sekitar jam 15: 02 wita, dan di susul yang lain. Di puncak Riza mendeteksi dengan gps mengukur ketinggian G. Besar. Saya serasa berada di awan kadang-kadang awan membuka dirinya dan sangat luar biasa, waw……… ternyata Kalimantan Selatan kelihatan hijau sejauh mata memandang. Next, setelah itu kami makan-makan, serasa kami berada di tempat tertinggi seantero.  Setelah makan kami melanjutkan perjalanan, sesampai di mata air kami mendirikan tenda sekitar jam 18:04 wita. Saya, Riza,dan Bang Ambo mendirikan tenda sedangkan Iveh mempersiapka alat masak, setelah tenda berdiri kami pun masak-masak dan makan sambil curhat-curhat. Setelah itu Bang Ambo sudah tidur tapi kami bertiga masak singkong dan makannya di tenda sambil bercerita hantu. Dan akhir kata yaitu tidur.

SABTU, 16 juli 2010
Jam 07:09 wita, saya bangun tidur. Saya dan Riza menuju mata air, airnya dingin sekali seperti air es. Setelah itu kami merapikan tenda, masak dan makan. Selanjutnya mempeking barang-barang. Sebelu berangkat kami berdoa dan aka selalu menjaga. Tepat  Jam 08:00 wita, kami berangkat dai mata air di bawah G. Besar. Jam 15:15: kami tiba di sungai karuh, saya mandi di bawah Air Terjun Gus Dur dengan ketinggian sekitar 100 m. selanjutnya kami masak dan makan. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Di perjalana kmi bertemu Meratus Hijau sedang menjadi pemanadu orang-orang belanda yang ingin ke puncak G. Besar, dengn senangyuman kami menyapa orang-orang belanda begitu pula mereka. Jam  05:45 wita kami tiba di sungai , dan di tepi sungai terakhir menuju hinas kiri.  Kami berhenti mencari tampat yang mudah untuk didirikan tenda, saya, Riza dan Bang Ambo mendirikan tenda sedangkan Iveh bersih-bersih, terlewatkan yaitu pacat( hewan yang hanya hidup di daerah lembab hewan ini bertahan hidup dengan mengisap darah sejenis Lintah), kerap kali kami di hinggapi hewan satu ini. Bang ambo dan reza mencari sayur-sayur yang dapat di makan, dan mereka membaw jantung pisang, Sedapnya. Malam pun datang, kami masak-masak dan makan. Selanjutnya yaitu tidur sebelum itu kami bercerita hantu lagi.
MINGGU, 17 Juli 2010
Pagi datang malam hilang, jam menunjukkan pukul 06:34 saya bangun tidur, selanjutnya k sungai cuci muka, masak dan makan. Yah jam menunjukkan jam 08:12 wita kami berangkat untuk melanjutkan perjalanan sebelum itu kami berdoa dan selalu saling menjaga. Perjalanan di mulai kali ini hanya turunan  jadi agak mudah. Jam menunjukkan pukul 13:32 wita kami sampai di simpang tga sungai karuh. Saya dan reza berinisiatip supaya perjalanan agak cepat kami membawakan Carrier Iveh, akhitnya saya bergantian dengan Riza membawa carrier iveh, pada saat itu kami tancap gas. Tak beberapa jauh carrier di serahkan kembali kepada Iveh, Okelah kalau begitu. Tak jauh akhirya kami sampai di Desa Kiyo dan kami singgah untuk masak dan makan. Hah, akhirnya sampai juga di desa, setelah makan kami terus berjalan menuju hinas kiri akhirnnya sampai di Hinas Kiri sekitar jam 15:24 wita. Akhirnya kami tiba di rumah julak Ainun ketik itu julak Ainun pergi ke kebun. Setiba di sana kami mandi sambil membersihkan peralatan. Malam pun tiba kami pun masak dan makan, kali ini kami makan bersama julak beserta cucu-cucu beliau. Hari pun makin larut ketiak itu di seberang rumah julak ada yang sedag sakit dan diobati scara adat yaitu dengan mengundang ketua adat, tidak tau banyak tentang itu. tap kelihannya seru, saya ta tanagn lagi untuk tidur.
SENIN , 18 Juli 2010
Sekitar jam 04:05 wita, kami di bangunkan Bang Ambo menuju sungai, ternyata direndam di sungai saya dengnan Riza terpisah dengan Iveh. Kami masing-masingn membawa batu sebesar kepala, saya dan Riza batunya kami tangkup dan di pegang berdua sedangkan iveh hanya di akat sendiri kurang lebih 15 menit. Abang ambo merebus air untuk membuat teh untuk kami, kami saling curhat. Sekitar jam 06:05 Wita kami kembali ke rumah julak ainun, selanjutnya masak dan makan. Setelah akan kami duduk di depan rumah julak melihat anak-anak yang pergi sekolah. Jam 08:39 wita kami pergi ke tempat pengkreditn uang dan kami banyak bertanya kepada petugas di sana tentang menfaat dari didirikanya tempat itu. selanjutnya kami ke seklah smp ingin bertemu abang cek sambil Tanya-tanya masalah pendidikan tapi Bang Ceknya sedang mengajar. Jadi kami ke SD Dulu, maka kami ke SD Hinas Kiri, setelah itu kami makan mie dan akhirnya ke SMP hinas kiri itupun menunggu Bang Cek. Akhirnya kami ketemu juga Bang Cek. Setelah bertemu kami amit untuk le Rumah julak Ainun, di jalan kami bertemu tukang sayur, dan kami pun bertiga beli sayur. Dan selanjutnya masak-masak dan makan. Setelah makn saya tidur, sekitar jam 16:24 wita kami kerumah ketua adat, tapi sangat di sayangkan ketua adatnya pun tidak ada. Matahari pun tenggeam suasana ramai selalu menyelimuti desa hinas kiri, bahkan orang juhu ke hinas kiri, eh ternyata hari selasa pasar. Maknya orang juhu ke hinas kiri. Kami masak dan makan, lalu kami bertiga pergi ke tempat sekdes hinas kiri bernama Pak Suwan untuk menanyakan  Desa Kiyo, haraan dan juhu. Jam 20:57 wita kami ke asrama juhu di belakang Pasar Hinas Kiri, serasa brada di juhu kembali. Kami pun pulang ke Rumah julak Ainun untuk tidur. Teryata jam 23:00 wita tetangga yang sakit tadi meninggal dunia.

SELASA, 19 juli 2010
Pukul 06:58 wita saya bangun tidur, dan masyarakat banyak berkumpul di sebrang rumah Julak. Untuk menguburkannya. Saya dan reza pergi kepasar melihat-lihat suasana pada saat pasar. Setelah itu kami ke rumah julak. Sedangkan Julak dengan Iveh pergi ke pasar, mereka sudah memesan taksi untuk pulang ke Birayang. Kami masak dam makan, akhirnya tiba waktunya untuk pulang ke Banjarmasin, jam 13:08 wita kami berangkat dari Hinas Kiri menuju birayang. Sesampai di birayang kami di sambut oleh Bang Cek dan Bang Amak, dan kami di bawa ke rumah makan. Kami pulang bersam Bang Amak yang juga ingin ke Banjarbaru naik mobil Ka Novi, kami mampir kerumah Ka Novi sebentar dan selanjutnya berangkat. Sesampai di Banjarmasin Ka Novi membawa kami ke The kost (rumah makan) unytuk makan-makan. Sehabis makan kami di sambut oleh Bang Aan, Bang Ambo, Ka Shinta, Ka Iveh dan Ka Winda. Sebelum masuk sekre kami megucapkan  

KODE ETIK PENCINTA  ALAM INDONESIA
Pencinta alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Pencinta alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab terhadap tuhan yang maha Esa, Bangsa dan Tanah Air.
Pencinta alam Indonesia sadar bahwa segenap pencinta alam adalah saudara sebagai makhluk yang memiliki alam sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa.
Sesuai dengan hakikat diatas, kami dengan kesadaran meyatakan sebagai berikut:
1.      Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Memelihara Alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhan
3.      Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air
4.      Menghargai tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia sebagai kerabatnya
5.      Berusaha mempererat tali persaudaraan antara sesame pencinta alam sesuai dengan Asas Pencinta Alam
6.      Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pengabdian kepada Tuhan, Bangsa dan Negara
7.      Selesai

PENGUCAPAN JANJI
Saya berjanji:
1.      Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nama baik Kompas “Borneo” Unlam dimanapun berada
3.      Menjaaga, memanfaatkan dan melestarikan alam dan lingkungan secara arif dan bijaksana sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
4.      Menghormati tata kehidupan dan adat istiadat masyarakat yang ada sebagai sesama umat manusia
5.      Menjunjung tinggi almamater dan tri darma perguruaan tinggi

Dan menjawab pernyataan:
1.      Bersediakah saudara dilantik menjadi anggota Kompas “Borneo” Unlam?
2.      Nersediakah saudara menaati dan mematuhi segala peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dalam Kompas “Borneo” Unlam?
3.      Bersediakah saudara menaati dan mematuhi segala bentuk sanksi jika saudara melanggar peraturan yang ada dalam organisasi  berdasarkan AD/ART dan peraturan dalam Kompas “Borneo” Unlam
4.      Bersediakah saudara menyumbangkan tenaga dan pikiran baik secara moril maupun meteril untuk kepentingan dan kemajuan Kompas “Borneo” Unlam?
5.      Bersediakah saudara mendahulukan kepentingan organisasi di atas kepentingan organisasi dan golongan dalam Kompas “Borneo” Unlam?

Semua menjawab serempak yaitu “YA”. Ketik membaca kode etik riza menjadi komando dan kami mengiringinya.  Malam yang indah.
Huh sejarah perjalanan yang sangat menyenangkan. OK.